Review Deodoran Alami dan Ramah Lingkungan

Halo manteman, kali ini aku mau membahas soal deodoran-deodoran yang pernah aku coba. Kenapa ini sesuatu yang penting? Ya karena aku sendiri berada dalam sebuah ✨ pencarian ✨ untuk menemukan deodoran alami yang paling nyaman dan bekerja dengan baik. Jadi sekarang aku mau review deodoran alami apa saja yang pernah aku coba dan bagaimana kesimpulannya.

Pertama, aku pingin jelasin dulu sih, apa itu deodoran alami? Kenapa aku ingin menemukan deodoran alami holy grail? Jadi, mungkin kita semua sudah tahu bahwa sudah lama sekali ada rumor-rumor soal bagaimana deodoran antiperspiran mengandung aluminium dan itu berbahaya untuk kita. Kenapa pakai aluminium? Karena deodoran antiperspiran, dari kata “antiperspiran”nya menunjukkan bahwa dia ingin menahan perspirasi supaya nggak ada keringat yang keluar. Jadi kalau deodorannya dipakai di ketek ya nggak akan ada keringat yang keluar dari ketek. Inget kan dulu ada iklan deodoran yang bilangnya anti burket dan tetap kering? Nah untuk menahan keringat itu ya dibutuhkan yang namanya aluminium. Banyak klaim-klaim yang bilang bahwa aluminium itu bikin kanker payudara, lah, mengganggu aliran keringat, lah, apakah ini benar? Jadi sebenernya banyak juga yang bilang kalau inituh salah, nggak ada negatifnya pakai deodoran beraluminium karena kandungan aluminiumnya nggak sebanyak itu sampai-sampai akan mempengaruhi kesehatan kita. Ada juga yang bilang bahwa aluminium di kulit nggak akan memengaruhi kita sama sekali, jadi ya nggak usah khawatir.

Apakah aku khawatir?

Sejujurnya sekarang ini sebenarnya soal aluminium bukan lagi pertimbangan utama aku sih. Dulu aku sempet percaya banget bahwa aluminium bakal bikin aku kanker dan lain-lain, sekarang nggak terlalu, tapi aku masih dalam ✨ pencarian ✨ untuk mencari deodoran alami terbaik karena alasan utama aku adalah untuk mengurangi sampah. Seperti masalah skincare dan makeup, aku nggak terlalu peduli soal “bahan-bahan alami” tapi biasanya produk-produk yang mengiklankan bahwa mereka alami ini adalah yang paling peduli soal lingkungan. Nggak semuanya, sih, ada yang bilang alami tapi nggak ngomong apa-apa soal lingkungan, ada yang nggak mengiklankan sebagai merek alami tapi punya program daur ulang, jadi ya ini generalisasi saja. Tapi sesuai penemuan aku sih banyak yang begitu. Biasanya merek-merek yang mengaku berbahan alami itu juga ramah lingkungan, tidak mengetes pada hewan, lebih bagus lagi kalau juga memberdayakan masyarakat sekitar.

Di sini aku akan mereview tiga deodoran alami yang sudah aku coba selama beberapa tahun ke belakang. Urutannya sesuai dengan yang aku coba paling awal. Ada Rainforest Coconut Deodorant, Buffy Aqua Antiseptik, dan Sukin Signature Natural Deodorant.

Rainforest Coconut Deodorant


Rainforest Coconut Deodorant adalah deodoran alami yang berbahan dasar kelapa sehingga memiliki bau kelapa yang kuat. Keunikan deodoran ini adalah bentuknya yang seperti salep sehingga harus diaplikasikan menggunakan jari.

Ada dua jenis kemasan, yaitu kemasan kaca dan kemasan stainless steel. Keduanya berukuran 90 gram.

Deodoran alami pertama yang aku coba adalah merek Rainforest. Aku pertama beli ini di webnya Cleanomic tahun 2018. Dulu aku beli ini sekalian sama barang-barang zero-waste yang aku butuhkan, yaitu kapas muka, pembalut cuci ulang (baru beli satu lol) dan razor stainless steel. Aku memilih merek ini sebenarnya karena ini yang ada di website itu waktu itu dan dia jualannya cukup lengkap jadi aku bisa beli sekalian. Kalau kita coba cari di google deodoran alami kemungkinan besar yang akan muncul adalah deodoran ini, sih, jadi aku juga sebelumnya sudah pernah liat produk ini. Tapi… aku sempat ga yakin untuk beli karena desain produknya kurang menarik buat aku hahaha. Tapi ya karena adanya itu yasudahlah.

Kemasan dan kemudahan pemakaian

Sesuatu yang menarik dari deodoran ini adalah kemasannya yang seperti stoples dan dia bentuknya seperti krim salep. Setahu aku ada dua jenis kemasan, stoples kaca dan kaleng stainless steel. Awalnya aku kira yang kaca isinya lebih banyak, tapi ternyata dua-duanya sama-sama 90 gram. Yang pertama aku beli yang dari stoples kaca. Meskipun seperti krim salep, waktu dibuka pertama kali akan ada semacam lapisan minyak di atasnya, jadi biasanya waktu aku ambil produknya suka aku aduk dulu supaya keambil produk yang lebih padatnya. Menurut perkiraan aku mungkin lapisan minyaknya ini berguna untuk bikin salepnya nggak terlalu keras atau kering, lama kelamaan dia akan menyerap, atau menguap mungkin?? Karena lama-lama dia berkurang. Mungkin juga berkurangnya karena keambil sih hehe tapi pernah juga karena tumpah. Btw memang tutupnya ini rentan tumpah, kalau dibawa bepergian jadinya harus diplastikin.

Selain itu, aku juga menemukan bahwa ngambil deodoran pakai jari itu nggak nyaman banget. Apalagi kalau kuku lagi panjang, jadi masuk-masuk ke bawah kuku repot harus cuci tangan. Jadi waktu itu aku sengaja beli es krim stik terus stiknya aku cuci dan disimpan untuk pakai deodoran haha. Sampai sekarang aku masih pakai stik es krim untuk pemakaiannya.

Saat dipakai, di ketek dia akan meninggalkan warna putih. Semacam burket??? Hahaha mungkin ini ya yang ingin dihindari oleh iklan dulu itu tapi ya si krim putih ini akan terlihat jelas lah di ketek kita dan tidak akan menyerap sampai berjam-jam. Jadi dalam persiapan bikin tulisan ini aku coba pakai deodoran ini habis mandi sekitar jam 12 siang. Waktu baru dipakai kelihatan jelas banget, kaya habis pakai obat salep. Sampe jam setengah 7 malam juga masih ada putih-putihnya, meskipun sudah nggak basah deodorannya. Lama-lama dia akan menyerap tapi putih-putihnya itu nggak akan hilang. Jadi semakin kaya pakai bedak gitu loh. Meskipun begitu, dia nggak akan menodai pakaian seperti deodoran biasanya. Akan ada bekasnya tapi seperti bekas bedak jadi akan hilang kalau dicuci.

Di ketiak akan meninggalkan putih-putih semacam ini

Efektivitas

Selama pemakaian menurut aku dia bekerja dengan baik untuk menghilangkan bau ketek. Aku memang bukan orang yang baunya cukup berlebihan tapi kalau nggak pakai deodoran dan beraktivitas sejak pagi, kemungkinan aku akan mulai bau sejak pertengahan siang hari. Kalau lagi lupa pakai deodoran aku bakal mulai nggak nyaman dari jam 11/12an. Waktu pakai deodoran ini, aku nggak bau ketek sama sekali seharian penuh, bahkan bisa sampai malam juga kalau aku beraktivitas di luar rumah sampai malam. Tapi ini bukan olahraga atau jalan terus, ya. Aktivitas biasa saja. Tapi nggak enaknya adalah kalau kita terbiasa dengan deodoran antiperspiran, dia ini nggak akan menghentikan keringat. Apakah keringatnya berkurang sedikit? Mungkin iya, sedikit, tapi ketek kita akan masih banyak berkeringat meskipun nggak akan bau sama sekali. Jadi kalau lagi pakai kemeja yang bahannya rentan noda keringat yaaa bakal kelihatan banget sih di keteknya. Ini yang menurut aku kurang bagusnya. Bahkan kadang aku ngerasa ketek aku lebih berkeringat setelah pakai deodoran ini. Jadi lebih banyak airnya gitu hahaha ew. Jadi ya cukup nyebelin sih kadang-kadang. Terus buat orang-orang yang suka pakai baju tanpa lengan, mungkin akan ga bisa banget pakai ini karena noda putih-putihnya itu.

Lingkungan

Rainforest Coconut Deodorant ini menurut aku menang banget dari sisi kemasan sih. Kedua jenis kemasannya setau aku sengaja dipilih karena gampang didaur ulang (kaca dan stainless steel dibandingkan plastik misalnya). Meskipun memang menyebalkan karena harus dicongkel pakai jari, ini sebenarnya memudahkan kita untuk menghabiskan produknya. Dia juga gampang dibersihin, terus bisa dikirim ke bank sampah. Kalau enggak didaur ulang juga dia gampang banget dipakai ulang. Salah satu kemasan bekas deodoran ini aku pakai untuk nyimpen bawang bombay yang sudah dipotong-potong di kulkas. Lumayan banget kan. Yang stainless steelnya aku pakai untuk nyimpen kapas muka, ukurannya pas banget. Bisa juga untuk nyimpen sabun batang, jarum pentul, bahkan cabe hahaha menurut aku dia serbaguna banget lah.


Buat orang-orang yang bau badannya lebih kuat bisa coba bedaknya dari merek yang sama. Katanya sih dia mampu menahan bau lebih kuat, di rumah aku sudah dicoba, kata mama aku sih memang lebih kuat sementara aku sendiri baru coba bedaknya sekali dua kali, jadi nggak bisa berkomentar banyak.

Waktu aku beli pertama kali harganya sekitar 65.000 tapi sekarang kayanya harganya 80.000. Menurut aku pribadi masih sangat terjangkau untuk isinya yang sebenernya banyak banget.

Simpulan:

  • Bekerja dengan baik untuk menghilangkan bau badan
  • Harga terjangkau dan isinya banyak
  • Kemasan bukan plastik dan mudah dipakai/didaur ulang
  • Tidak menodai pakaian
  • Harus dicolek
  • Tidak mengurangi keringat, malah membuat aku semakin berkeringat kadang-kadang
  • Meninggalkan warna putih dan tidak akan hilang sampai mandi

Buffy Aqua


Buffy Aqua adalah antiseptik ketiak yang memiliki bahan-bahan yang dapat menghentikan bau badan. Keunikan deodoran ini adalah penggunaannya yang dilakukan sebelum mandi sehingga tidak perlu menggunakan apa-apa lagi setelah mandi.

Berada dalam kemasan botol spray namun mengandung baking soda sayangnya membuat botolnya mudah tersumbat.

Buffy Aqua ini banyak penjualnya di internet, tapi entah kenapa aku jarang lihat sebelum mama aku beli untuk dicoba di rumah. Dia cukup unik karena mengaku “bukan deodoran, tapi antiseptik ketiak”. Apa bedanya? Ayo kita lihat.

Kemasan dan kemudahan pemakaian

Dia kemasannya botol spray plastik, jadi penggunaannya ya disemprot saja. Tapi yang unik dia ini bukan deodoran biasa yang tinggal dipakai setelah mandi terus tinggal keluar, tapi dia harus dipakai sebelum mandi, tunggu 10-15 menit, baru dibilas sambil mandi. Nah ini nih yang menurut aku jadi masalah karena nyebelin aja gitu, harus semprot-semprot ke badan, tunggu 10-15 menit di kamar mandi (sambil ngapain coba di kamar mandi, bingung kan), baru habis itu bisa mandi. Dalam pikiran sih nggak terasa nyebelin. Tapi pas dicoba, dia ini cairannya encer banget dan mengandung baking soda. Jadi sambil menunggu dia kering itu ya kita merasakan cairan ini mengalir di badan udah gitu, ada butiran-butiran baking sodanya lagi eeeerghhhhhh. Mungkin buat orang yang tinggal di kosan atau apartemen sendirian atau setidaknya bisa nongkrong di kamar sambil tunggu 10 menit ini nggak akan sebosan aku. Tapi buat yang tinggal di rumah rame-rame kaya aku, apalagi kamar tidurnya sharing, ini ngerepotin banget.

Selain itu baking soda yang ada di dalamnya ini juga bikin masalah. Jadi karena dia pakai semprotan di botolnya, baking soda yang bentuknya butiran padat bukan cair itu lama-lama menumpuk di situ dan bikin mampet. Jadinya ya lama-lama botolnya nggak bisa dipake. Mungkin kalau setiap hari dikocok dan dipakai dia bisa menghindari “kemampetan” ini? Idk tapi waktu masih rajin dipake juga mulai mampet perlahan-lahan. Jadi untuk ngetes lagi demi bikin tulisan ini aku harus mindahin dulu sedikit isinya ke dalem botol semprot lain yang aku punya.

Dipindahkan ke botol kecil, isi cairannya agak keruh dan mengandung butiran baking soda.

Efektivitas

Buffy Aqua Antiseptik bekerja dengan baik untuk aku, bikin aku nggak bau. Tapi tingkat kerepotannya itu terlalu tinggi untuk aku. Apalagi kalo dipakai dua kali sehari setiap sebelum mandi. Tapi kelebihannya ya jadinya setelah mandi ga perlu pakai deodoran lagi, jadi di ketek ngga ada apa-apa, nggak basah sama sekali dan nggak akan menodai pakaian sama sekali.

Btw di bawah ini adalah screenshot dari salah satu penjualnya di internet beserta klaim-klaim dari Buffy Aqua.

Di promo-promo jualannya tulisannya dia kuat sampai 2-3 hari, jadi kelebihannya dibanding deodoran biasa adalah ya kekuatannya ini. Tapi anehnya di cara pemakaiannya disuruh dipakai “2-3 kali dalam sehari setiap sebelum mandi” makanya aku jadinya. Screenshot di atas aku ambil dari salah satu penjual di Shopee dan penjual-penjual lainnya punya caption yang kurang lebih sama. Aku waktu pakai ini biasanya aku pakai sehari sekali sih dan dia bekerja dengan baik-baik saja. Salah satu faktor lain yang bikin aku bingung adalah website resminya susah banget ditemukan. Aku cari di Google pakai incognito dan dia baru muncul di halaman ketiga. Maybe this is bad SEO? Bisa jadi sih aku juga ngga jago naro blog aku di halaman pertama tapi ya ini bikin ekstra bingung jadinya.

Masalahnya dicari di shopee saja aku bingung yang mana toko resminya. Selain itu, info di websitenya juga kurang lengkap, nggak ada cara penggunaan dan komposisinya. Meskipun ada beberapa reseller yang mencantumkan komposisinya sih, tapi lama-lama aku jadi curiga apakah website yang aku temuin ini beneran website resminya atau bukan ya? Karena ya infonya kurang lengkap dan harganya nggak lebih murah dibandingkan reseller. Harganya dia berkisar 68.000-100.000 di Shopee.

Simpulan

  • Bekerja cukup baik untuk menghilangkan bau
  • Tidak perlu pakai apa-apa di ketiak setelah mandi, jadi tidak akan meninggalkan noda di baju
  • Harus didiamkan 10 menit sebelum dibilas, makan waktu dan merepotkan
  • Botol mudah tersumbat karena baking powder
  • Info soal produsennya sulit dicari, jadi tidak ada info mengenai sustainability-nya, bahkan info bahan-bahannya juga sulit dicari

Sukin Signature Natural Deodorant


Sukin Signature Natural Deodorant adalah deodoran alami dari merek Sukin yang berasal dari Australia. Deodoran ini beraroma jeruk yang segar berbentuk cair menggunakan botol spray yang sangat nyaman digunakan.

foto deodoran sukin

Deodoran Sukin ini nama lengkapnya Sukin Signature Natural Deodorant. Kalau dicari di website Sukin, dia sebenarnya punya tiga varian dengan aroma yang berbeda-beda, tapi kayanya baru satu saja yang masuk Indonesia. Kayanya deodoran Sukin ini satu-satunya merek impor yang aku review di sini. Aku pernah beli dua kali, satu kali dari reseller di Shopee April 2019, yang kedua dari Sociolla November 2019. Sociolla ini sepertinya memang importir resmi jadi dia sudah terdaftar BPOM.

Kemasan dan kemudahan penggunaan

Sukin Signature Natural Deodorant botolnya memiliki spray dan ukurannya 125 ml, sedikit lebih besar daripada batas atas yang boleh dibawa ke kabin pesawat, sayang banget ga sih. Baunya sedikit kaya jeruk, berasa seger gitu waktu dipakai. Pemakaiannya sangat mudah, tinggal disemprot saja dan meskipun dia cairan biasa yang encer, tapi tidak mengalir, jadi tetap nyaman. Rasanya juga segar setiap habis dipakai, baunya enak. Selain itu kalau kamu jenis orang yang merasa bau di tengah hari dan ingin pakai deodoran lagi, dia gampang banget dipakainya karena tinggal disemprot saja. Selain itu, menurut aku pribadi botol semprot begini itu paling gampang untuk dipakai ulang di bawah baju, bahkan dibandingkan roll on. Rasanya seperti nyemprot parfum jadinya.

Efektivitas

Bagi aku deodoran Sukin ini sangat efektif, dia cukup bikin aku nggak bau selama seharian. Ya cukup lah untuk aktivitas sehar-hari. Kalau aku keluar seharian dan banyak jalan, kadang aku bawa botolnya dan aku pakai lagi, meskipun sebenarnya belum bau. Deodoran ini sudah cukup efektif buat aku. Hebatnya lagi adalah dia cukup bisa menahan sedikit keringat, mungkin nggak sebanyak deodoran antiperspiran, tapi lebih banyak daripada deodoran Rainforest.

Kekurangannya adalah dia botolnya cukup besar, volumenya di atas 125 ml jadi untuk dibawa bepergian pakai pesawat harus dipindahkan ke botol kecil. Kalau mau dibawa sehari-hari juga cukup besar. Selain itu harganya relatif lebih mahal dibandingkan deodoran biasa. Tapi bagi aku ini deodoran favorit sih sejauh ini.

Lingkungan

Selain dari pemakaiannya, Sukin adalah salah satu merek yang peduli lingkungan. Ini juga berkontribusi terhadap pendapat aku jadinya. Mereka mengklaim bahwa produk mereka bersifat Carbon Neutral yang berarti mereka berusaha untuk “mengganti” jejak karbon yang mereka ciptakan dari proses produksi dan distribusi dengan berbagai cara, misalnya pengembangan energi ramah lingkungan, reboisasi, dan lain-lain. Makanya aku nggak akan merasa bersalah belanja dari mereka. Botolnya gampang banget dipakai ulang bisa untuk toner atau parfum, kalau engga ya dikirim ke tempat daur ulang. Labelnya juga cukup gampang dilepas. Sukin mengklaim bahwa botol-botol mereka terbuat dari plastik yang mudah didaur ulang.

Di Shopee harganya berkisar dari 65.000-125.000 tapi kalau mau yang sudah ber-BPOM, harganya 99.000 di Sociolla. Aku pernah beli di keduanya dan isinya sama saja sih. Hati-hati saja kalau beli yang murah di reseller, karena aku lihat ada yang review kalau semprotannya bocor. Aku juga pernah dapat yang semprotannya rusak tapi untungnya aku punya semprotan dari botol lain yang cocok untuk ditaro di botol yang sama. Mungkin dia botolnya reject tapi isinya baik-baik saja, sama dengan yang ber-BPOM. Kalau mau yang pasti botolnya bagus ya beli yang ber-BPOM saja. Dilihat dari isinya, menurut aku nggak terlalu banyak. Cukup lah untuk beberapa bulan. Dari sejarah belanja aku, aku bisa lihat yang pertama aku beli bulan April 2019 dan yang kedua November 2019 berarti kurang lebih dia bertahan 7 bulan. Apakah itu cukup lama untuk ukuran sebuah deodoran? Kebetulan aku juga nggak pernah ngitung deodoran biasa tahan berapa lama sih haha.

Simpulan

  • Bekerja dengan baik menghilangkan bau ketiak
  • Agak mengurangi keringat
  • Wangi sangat segar
  • Mudah digunakan dan mudah dipakai ulang di mana-mana
  • Produsen ramah lingkungan, botol dapat didaur ulang
  • Botol terlalu besar untuk dibawa-bawa
  • Harga relatif mahal

Kata-kata Terakhir

Saat ini ketiga deodoran di atas memang ada di rumah aku tapi yang aku pribadi pakai sekarang adalah deodoran Rainforest dan Sukin. Untuk bikin artikel ini aku memang nyoba lagi Buffy tapi menurut aku dia terlalu ngerepotin dan kebetulan yang di rumah sudah mampet juga semprotannya. Di atas aku sebut bahwa terakhir aku beli deodoran Sukin terakhir bula November 2019 dan sampai sekarang masih ada. Ini karena sehari-hari aku pakai berganti-gantian antara Rainforest dan Sukin, meskipun kadang-kadang yang Sukin aku sayang-sayang sih karena dia lebih mahal dan menurut aku lebih nyaman. Rainforest bikin berkeringat banget yang sebenernya ga jadi masalah kalau aku di rumah saja, tapi kalau aku butuh keluar dan berkemeja, aku bakalan pakai Sukin. Selain itu, kalau aku lagi malas oles-oles deodoran salep ya aku bakal pakai Sukin. Tapi most of the time aku pakai Rainforest dan ga ada masalah apa-apa. Dia bekerja dengan baik sekali untuk menghilangkan bau. Di sisi lain, kalau kita memperhitungkan jejak karbon yang kita produksi untuk beli barang impor, ada baiknya kita memprioritaskan barang-barang yang diproduksi secara lokal.

Selain ketiga deodoran alami di atas, aku sebenarnya pingin banget coba deodoran dari Sensatia Botanicals. Kebetulan mereka baru ngeluarin deodoran kalau ga salah beberapa bulan yang lalu aku lupa. Sudah lama pingin beli tapi harganya lebih mahal dibandingkan ketiga deodoran di atas. Selain itu aku masih punya deodoran yang berfungsi dengan baik jadi lebih baik nanti dulu saja. Jangan lupa, salah satu prinsip sustainability adalah mengurangi. Kalau ga butuh, lebih baik ga usah beli.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s