Bulan Januari aku menyelesaikan lima buku (meskipun ada yang mulai dari Desember) tapi bulan Februari aku cuma menyelesaikan satu buku saja! Hahaha sedikit banget. Satu buku yang aku baca itu adalah Sense and Sensibility karya Jane Austen. Buku ini memang terkenal, klasik, dan sampai sekarang masih sering diomongin orang-orang. Ini mungkin pertama kalinya aku membaca buku yang ditulis pada periode itu makanya lambaaaat sekali progresnya. Karena bahasanya agak tidak konvensional jadi aku harus masuk ke dalam headspace yang tepat untuk memahaminya. Udah gitu, bulan kemarin aku mulai main Genshin Impact hahaha jadi waktuku banyak terpakai untuk main game juga, tidak seperti bulan-bulan sebelumnya.

Karena aku hanya akan membahas satu buku saja, sebaiknya aku langsung membahas soal ceritanya. Tokoh-tokoh utama dalam novel ini adalah keluarga Dashwood yang terdiri dari ibu dan tiga anak perempuan. Mereka memiliki kakak laki-laki dari ibu yang berbeda. Kakak laki-laki ini sudah menikah sehingga tidak lagi hidup bersama mereka. Salah satu konflik pertama di awal-awal cerita adalah masalah warisan. Jadi sekeluarga ini tinggal di Norland Estate yaitu sebuah rumah cukup besar milik orang kaya yang tidak mempunyai ahli waris. Jadi Bapak Dashwood berharap ia akan mewariskan Norland Estate ke salah satu anak perempuannya berhubung anaknya yang pertama, John, sudah tinggal di rumahnya sendiri dan menikahi perempuan dari keluarga berada. Tapi ternyata pemilik rumah malah mewariskan rumahnya kepada John. Bapak Dashwood meminta John berjanji untuk merawat dan menjamin kebutuhan istri dan anak-anak perempuannya karena mereka tidak punya banyak uang. John berjanji, dan tidak lama kemudian Bapak Dashwood meninggal dunia.
Pada saat inilah kita mendapati bahwa istri John Dashwood ternyata adalah orang yang cukup kikir. Ia mempengaruhi John untuk mengurangi uang yang akan ia berikan pada adik-adiknya, ia juga membujuk John untuk membatalkan memberikan ibunya uang setiap tahun karena menurut istrinya itu akan membuat mereka menunggu-nunggu uang mereka dan menjadi tanggung jawab yang merepotkan. Akhirnya John tidak memberi banyak bantuan material pada adik-adiknya dan ibu tirinya, hanya membantu mereka pindah rumah. Seiring berjalannya cerita, aku juga sadar bahwa John juga sebenarnya sama kikirnya seperti istrinya.
Ibu Dashwood dan ketiga anaknya pindah ke Barton Cottage. Meskipun namanya cottage, tapi sepertinya rumah ini adalah rumah biasa yang tidak besar dan tidak juga terlalu kecil karena mereka masih memiliki tiga orang pelayan. Meskipun tidak memiliki banyak kekayaan, Ibu Dashwood dan ketiga anaknya sebenarnya masih merupakan bagian dari kelas “papan atas” karena mereka memiliki banyak kerabat bangsawan.
Tokoh utama dari novel ini sebenarnya adalah Elinor Dashwood dan Margaret Dashwood yang merupakan anak pertama dan kedua Ibu Dashwood. Adik terkecil mereka, Margaret, masih dianggap anak-anak sehingga tidak terlalu sering terlibat dalam aktivitas mereka bersosialisasi dengan orang dewasa lainnya. Elinor dan Margaret sama-sama sudah dewasa (kurleb 18 dan 19 tahun) sehingga mereka sudah siap mencari suami. Buku ini ya bisa dibilang isi utamanya drama keluarga dan petualangan Elinor dan Margaret mencari suami. Soal siapa calon suami mereka, keluarga calon suami mereka, masa lalu calon suami mereka, dan hambatan-hambatan yang mereka hadapi. Dalam buku ini mereka berdua akan sama-sama mengalami rasa bahagia dan juga patah hati karena pacar mereka masing-masing.
Salah satu yang menarik dari membaca buku ini tentu adalah latar belakang eranya. Buku ini diterbitkan dan menceritakan awal 1800-an jadi latar waktunya membuatku sadar berbagai hal yang menarik di masa itu. Tahu seri Netflix Bridgerton? Buku ini berlatar belakang di era yang sama, yang disebut Regency Era (buku Bridgerton terbitan baru sih) jadi ada beberapa hal yang aku sadari kesamaannya. Aku juga sedang membaca seri Anne of Green Gables dari awal hingga akhir dan seri itu diterbitkan di awal 1900-an jadi jaraknya kurang lebih seratus tahun dengan Sense and Sensibility. Satu hal yang sangat jelas terasa sejak halaman pertama buku adalah bahasanya yang sangat flowery, puitis, dan seolah-olah memiliki struktur yang agak berbeda dengan Bahasa Inggris yang digunakan sekarang.
Berbeda sekali dengan Anne of Green Gables yang masih mudah dipahami, meskipun menggunakan beberapa kata yang tidak aku kenali. Ini membuatku yakin pasti ada makna-makna tersirat dalam Sense and Sensibility yang tidak kutangkap karena aku butuh usaha dan konsentrasi untuk memahami bahasanya. Salah satu contohnya adalah di bawah ini, banyak kata yang sekarang jarang digunakan dan seolah-olah struktur kalimatnya berbeda dengan kalimat modern. Suka bingung aku.
My esteem for your whole family is very sincere; but if I have been so unfortunate as to give rise to a belief of more than I felt, or meant to express, I shall reproach myself for not having been more guarded in my professions of that esteem.
Selain itu soal tatanan masyarakat. Sense and Sensibility berlatar di Inggris. Mayoritas tokoh dalam cerita ini adalah orang-orang bangsawan. Tidak semuanya memiliki gelar bangsawan, seperti keluarga Dashwood, tapi mereka semua bisa dibilang orang-orang yang memiliki pendapatan dari tanah mereka. Para pelayan hanya disebut sebentar, kita bahkan tidak tahu semua nama pelayan yang bekerja di rumah Dashwood. Selain itu meskipun mereka bilang rumahnya lucu dan kecil, tentu mereka masih punya pelayan. Mereka juga hidup dari uang warisan Bapak Dashwood setahuku, mungkin ada sumber pendapatan lain tapi aku tidak sadar. Ini membuat mereka tidak bisa terlalu berfoya-foya. Mereka tidak punya banyak kuda dan menyelenggarakan pesta besar seperti keluarga kaya lainnya. Tapi ya mereka tidak bisa dibilang working class karena mereka tidak bekerja. Mungkin ini sangat terasa karena keluarga Dashwood seluruhnya perempuan.
Para bangsawan ini menghabiskan waktu mereka dengan hobi-hobi mereka saja. Ada salah satu tokoh dari keluarga kaya yang ingin menjadi pendeta lalu mendapat penghasilan dari profesi tersebut, tapi ia dipandang rendah oleh keluarganya karena pendapatannya cukup rendah.

Aku juga menyadari bahwa orang-orang di buku ini sangat passive aggressive. Kaya kode-kode gitu tanpa menyatakan perasaan mereka secara terang-terangan. Antara dua orang yang sebenarnya saling tidak menyukai, mereka akan bicara baik-baik dengan satu sama lain, tapi mereka menyelipkan hinaan secara tersirat kepada lawan bicaranya.
“I come to talk to you of my happiness. Could anything be so flattering as Mrs. Ferrars’s way of treating me yesterday? … but the very moment I was introduced, there was such an affability in her behaviour as really should seem to say, she had quite took a fancy to me.”
“She was certainly very civil to you.”
“Civil! – Did you see nothing but civility? – I saw a vast deal more. Such kindness as fell to the share of nobody but me!”
Dialog di atas adalah antara Lucy dan Elinor ketika Lucy membanggakan (atau mungkin menyombongkan) fakta bahwa Mrs. Ferrars menunjukkan kesukaan pada Lucy dan tidak pada Elinor. Lucy juga ingin membuat Elinor ingat bahwa Mrs. Ferrars sangat tidak menyukai Elinor.
Membaca buku ini memakan waktu yang sangat lama buatku karena bahasanya yang tidak biasa, sudah gitu ceritanya juga tidak fast paced jadi aku tidak terburu-buru. Aku yakin juga pasti ada banyak makna tersirat yang tidak kupahami karena aku harus berpikir saat baca. Tapi ya ini pertama kalinya aku membaca bukunya Jane Austen karena aku penasaran sama hypenya. Setelah ini aku pingin baca buku yang lebih modern aja kali ya supaya ganti suasana. Semoga bulan Maret ini aku bisa lebih produktif baca buku deh.