The One adalah novel karya John Marrs bergenre Psychological Thriller dan juga Science Fiction. Buku ini akan diadaptasi juga di Netflix makanya itu juga membuatku semakin tertarik untuk membacanya. Novel ini menceritakan soal perusahaan yang dapat menentukan soulmate kita berdasarkan DNA. Jadi orang-orang bisa membeli semacam DNA kit dari website perusahaan Match Your DNA, lalu mengirimkan sampel DNA, lalu mereka akan mendapat email yang berisi nama dan kontak soulmate mereka. Tapi kalau perusahaan tersebut tidak menemukan pasangan di database mereka, pelanggan akan menerima keterangan bahwa belum ada pasangan tapi bisa jadi akan menerima email lagi di masa depan. Lumayan mirip dengan tes DNA untuk menentukan etnis yang sedang banyak digunakan di Amerika Serikat sekarang. Jadi menurutku konsepnya tidak jauh dari kenyataan.
Match Your DNA merupakan jasa yang sangat populer. Hanya dengan mouth swab, pasangan hidup paling ideal dapat ditemukan. Pencarian pasangan yang rumit dan memusingkan jadi tidak perlu dilakukan lagi. Kebanyakan orang berpikir, enak sekali ya kita tidak seperti generasi-generasi lalu yang harus melalui pacaran dengan orang yang salah. Ini membuat banyak sekali orang mendaftar. Semakin besar database yang dimiliki oleh Match Your DNA, semakin besar kemungkinan semua orang akan segera mendapatkan pasangannya.
Inovasi ini mengubah hidup banyak orang. Kasus idealnya adalah dua orang lajang saling dipasangkan dengan satu sama lain sesuai dengan orientasi mereka. Ada juga pasangan yang sudah lama menikah, melakukan tes untuk mengetes kecocokan mereka, dan menerima satu sama lain sebagai hasilnya. Ini membuat mereka semakin yakin bahwa mereka sudah menemukan “satu-satunya”. Tapi kenyataannya, ada orang yang kaget karena menerima pasangan dari gender yang sama; ada juga pasangan sudah menikah yang memutuskan untuk melakukan tes untuk iseng-iseng saja tapi menerima orang lain sebagai hasil pencocokan DNA mereka. Kemudian rusaklah banyak hubungan yang sudah lama dijalin.Ini membuat Match Your DNA sebuah perusahaan yang sangat kontroversial.

Buku ini menceritakan lima orang yang baru saja mendapat pasangan mereka dari Match Your DNA tapi ceritanya tidak seperti biasa.
Kelima tokoh utama dalam buku ini adalah Mandy, Christopher, Jade, Nick, dan Ellie. Jadi struktur buku ini adalah bab pertama untuk Mandy, kedua untuk Christopher, ketiga untuk Jade, dan seterusnya lalu berulang terus hingga bab 100. Memang banyak sekali jumlah babnya tapi masing-masing cukup pendek dan menurutku ini hal yang bagus karena kalau terlalu panjang akan bikin cerita setiap orang mudah terlupakan dan tidak terlalu mengalir dengan baik.
Keanehan-keanehan dalam pasangan yang mereka dapatkan langsung terlihat dari bab ke-2 dari masing-masing tokoh. Mandy mendapat notifikasi bahwa pasangannya yang dicocokkan dengan DNA sudah ditemukan. Ia menemukan profil seorang laki-laki bernama Richard Taylor yang sangat menawan dengan tubuh berotot sehingga membuat Mandy sangat bersemangat untuk menemuinya. Di bab berikutnya Mandy sedang melakukan stalking pada profil media sosial Richard ketika ia menemukan status yang dipos oleh keluarga Richard untuk mengumumkan adanya upacara untuk mengenang Richard. Sepertinya Richard sudah meninggal dunia belum lama ini. Mandy kemudian datang ke upacara tersebut dan berkenalan dengan keluarga Richard.
Christopher adalah seorang pria yang tinggal di London. Di bab pertamanya kita langsung mengetahui bahwa Christopher adalah seorang pembunuh yang mendapat email dari Match Your DNA saat ia masih berada di rumah korbannya. Di bab berikutnya kita tahu bahwa ternyata Christopher adalah seorang pembunuh berantai yang sudah membunuh beberapa perempuan di daerah London dan pasangan DNA-nya kebetulan sekali adalah seorang polisi. Ini yang membuat cerita Christopher terasa paling menarik dan mendebarkan untukku.
Jade adalah seorang wanita di Inggris yang tidak puas dengan keadaan hidupnya saat ini. Ia merasa kesal pada orang tuanya yang memberikan tekanan padanya untuk bekerja di industri pariwisata, ia merasa kesal karena tidak sempat berjalan-jalan setelah lulus kuliah, ia merasa kesal pada kondisi keuangannya yang kurang baik, ia juga merasa tidak senang dengan pekerjaannya sebagai resepsionis. Ia mendapat pasangan DNA bernama Kevin yang tinggal di sebuah pertanian di Australia. Mereka sering berkirim-kirim pesan. Jade menemukan pelarian dalam Kevin hingga akhirnya Jade memutuskan untuk menggunakan uang tabungannya untuk membeli tiket ke Australia tanpa memberitahu Kevin dan keluarganya sendiri. Ia ingin ini menjadi kejutan karena ia sudah merasa cocok dan akrab dengan Kevin.
Nick adalah seorang pria yang sudah memiliki tunangan bernama Sally. Mereka berdua sudah berhubungan cukup lama dan sedang merencanakan pernikahan. Pada suatu hari, teman mereka, Sumaira dan Deepak, yang juga merupakan sepasang kekasih, mendorong mereka untuk mencoba melakukan tes Match Your DNA. Nick menolak hal tersebut karena ia merasa sudah yakin pada pilihannya untuk menikahi Sally. Tapi ternyata omongan teman mereka tersangkut di pikiran Sally dan ia membujuk Nick untuk melakukan tes DNA bersama supaya mereka semakin yakin bahwa mereka memang “satu-satunya” pilihan bagi satu sama lain. Nick terpaksa setuju dan beberapa minggu kemudian mereka mendapat email dari Match Your DNA. Sally mendapat informasi bahwa ia tidak memiliki match (ini bisa terjadi apabila potensi match belum melakukan tes) sementara Nick ternyata dipasangkan dengan seorang pria bernama Alexander.
Ellie adalah seorang pengusaha kaya. Ia adalah CEO muda di perusahaannya sendiri. Ia sukses sekali dalam bisnisnya namun kurang sukses dalam dunia percintaan. Ellie sudah lama mendaftar di Match Your DNA namun baru saja menerima pasangannya yaitu seorang laki-laki bernama Timothy. Ellie adalah seorang wanita yang bisa dibilang high maintenance. Ke mana-mana ia ditemani bodyguard, supir, dan menggunakan pakaian mahal. Tapi ketika bertemu Timothy ia berusaha untuk menutupi gaya aslinya dan bergaya seperti orang-orang pada umumnya. Ia kemudian bertemu Timothy dan mereka pun menjalin hubungan dengan perlahan-lahan.
Semua tokoh dalam buku ini memiliki plot twist-nya masing-masing. Ada beberapa plot, seperti punya Christopher¸ yang menurutku mengasyikkan dan mendebarkan dari awal hingga akhir sehingga aku menunggu-nunggu bagiannya. Sementara bagian Jade dan Mandy kadang-kadang cukup membosankan tapi juga menegangkan di bagian lainnya. Menurutku semua tokoh di sini memiliki bagian menegangkannya masing-masing.
Kekurangan dari buku ini adalah timing-nya yang menurutku tidak konsisten. Ketika aku membaca buku yang menceritakan beberapa tokoh seperti ini, tentu aku akan membayangkan bahwa ini semua berjalan secara bersamaan. Tapi sayangnya tidak semua bab berjarak waktu yang sama antara satu sama lain. Sebagai contoh, cerita Nick di Bab 4 dengan Bab 9 hanya berjarak beberapa jam tapi cerita Christopher dari Bab 2 dengan Bab 7 berjarak beberapa hari, bahkan ada yang beberapa minggu. Ini membuatku agak sulit membayangkan ceritanya karena berarti mereka tidak berjalan paralel dengan satu sama lain.
Satu lagi yang aku sayangkan adalah kurangnya tumpang tindih antara satu plot dengan plot lainnya. Hanya disebut satu kali saja soal adanya pembunuh berantai yang sedang diburu oleh polisi di London. Hal ini seharusnya menjadi pembicaraan seluruh warga London karena mengancam keselamatan mereka semua tapi plot-plot lain tidak membicarakan hal ini bahkan sebentar saja. Aku berharap akan ada semacam pertemuan antara dua atau lebih protagonis di akhir buku tapi tidak ada sama sekali dong!!! Aku cukup sedih sih tapi meskipun begitu ini tetap bukan spoiler, kok, tidak ada hubungannya dengan plot twist terbesarnya. Intinya adalah semua jalan cerita yang terpisah-pisah ini akan berakhir masing-masing dan tidak menyatu. Harapan aku akan menyatu supaya dramatis gitu hahaha tapi sayangnya tidak.
Meskipun memiliki beberapa kekurangan seperti yang kutulis di atas, aku masih sangat menikmati membaca buku ini. Banyak bagian cerita yang membuatku deg-degan karena penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku juga kadang-kadang harus berhenti membaca sebentar karena aku terlalu tegang dan merasa si tokoh mengambil pilihan yang salah, jadi aku merasa takut! Selain itu akhirannya juga cukup memuaskan. Menurutku idenya bagus, cukup masuk akal dengan kondisi teknologi sekarang. Aku puas dengan buku ini.