Anne of Ingleside adalah buku keenam dari seri Anne of Green Gables. Di buku pertama, Anne adalah anak yatim piatu yang baru saja diadopsi oleh kakak beradik Marilla dan Matthew yang tinggal di Green Gables. Di buku keenam ini, Anne sudah menikah dengan Gilbert Blythe dan merupakan ibu dari enam orang anak. Ia tinggal di Desa Glen St. Mary di sebuah rumah yang mereka sebut Ingleside. Buku sebelumnya adalah Anne’s House of Dreams yang menceritakan beberapa tahun pertama pernikahan Anne dan Gilbert. Saat itu mereka tinggal di House of Dreams yang terletak di luar Desa Glen St. Mary namun Gilbert yang merupakan seorang dokter harus sering bepergian ke Desa Glen. Di akhir buku tersebut mereka memutuskan untuk pindah ke rumah yang lebih besar yang terletak di tengah-tengah Glen supaya Gilbert tidak perlu bepergian terlalu jauh dan supaya mereka dapat memiliki keluarga yang besar di sana.
Berbeda dengan buku-buku sebelumnya yang hanya berjarak beberapa bulan antara satu sama lain, buku ini berjarak bertahun-tahun setelah Anne’s House of Dreams. Di buku itu, Anne dua kali melahirkan anak, yang pertama hanya hidup selama beberapa jam dan yang kedua lahir dengan sehat dan lancar dan diberi nama James Matthew Blythe dengan panggilan Jem. Di akhir buku tersebut Jem sudah berusia kurang lebih satu tahun. Nah, di buku keenam ini tiba-tiba Jem sudah berusia tujuh tahun dan sudah bersekolah selama setahun. Ia juga sudah punya empat adik dan Anne sedang hamil dengan anaknya yang keenam (ketujuh kalau menghitung yang pertama meninggal dunia).
Buku ini terdiri dari 41 bab dan masing-masing menurutku cukup pendek. Setiap bab juga bisa berjeda berbulan-bulan antara satu dengan lainnya. Sesuatu yang mulai berbeda di sini adalah ceritanya tidak terlalu fokus pada Anne dan kehidupan sehari-harinya tapi juga pada anak-anaknya. Lebih dari setengah buku menceritakan soal masalah yang dialami anak-anak Anne satu persatu. Baru di akhir-akhir buku menceritakan soal kehidupan Anne.
Jem, anak Anne yang tertua, suatu hari ingin pergi ke Desa Harbour Mouth bersama teman-temannya. Gilbert dan Anne melarang karena perginya di malam hari dan pasti pulangnya setelah jam tidur Jem. Jem merasa sangat kesal karena ia tidak bisa bermain bersama teman-temannya. Apalagi pada malam itu Anne dan Gilbert pergi keluar rumah untuk urusan tertentu. Jem duduk di tangga depan rumah sambil cemberut selama berjam-jam. Lalu ia memutuskan untuk melakukan sesuatu. Sepulangnya Anne dan Gilbert dari urusan mereka, mereka kaget melihat lampu di rumah masih menyala padahal sudah tengah malam. Di rumah, Susan, pembantu mereka, sedang panik karena Jem hilang. Pada saat itu Gilbert dipanggil ke rumah seseorang karena ada yang sakit. Anne segera mencari keliling rumah dan Susan menelepon beberapa tetangga mereka, juga teman-teman Jem yang pergi ke Harbour Mouth malam itu. Tidak ada yang melihat Jem di mana-mana. Anne dan Susan panik, bahkan tetangga mereka akan memulai pencarian di tempat-tempat berbahaya karena mereka takut Jem tenggelam di danau.
Beberapa jam kemudian, Jem ditemukan di ruang duduk keluarga mereka. Ia tidur di depan jendela sambil memeluk kucing mereka, Shrimp. Tidak ada yang memeriksa Jem di sana karena tidak ada yang terpikir Jem akan tidur di ruang duduk. Anne dan Susan sangat lega dan segera memberitahu tetangga mereka yang sedang mencari Jem. Ternyata Jem merasa kesal karena merasa ia dilarang melakukan apapun dan memutuskan untuk segera tidur sambil bersungut-sungut.
Walter, anak Anne yang kedua, adalah seorang pengkhayal seperti Anne. Ia dan kakak-adiknya senang bermain di halaman belakang rumah yang mereka sebut Lembah Pelangi. Mereka semua membayangkan ada peri, hantu, dan makhluk-makhluk khayalan lainnya yang menemani mereka bermain. Walter memiliki imajinasi yang cukup aktif dan orang-orang di sekitarnya menyadari hal ini. Sayangnya hal tersebut terkadang membuatnya menjadi bahan ejekan di sekolahnya. Walter sering diejek sissy karena ia kurang “laki-laki”, seperti suka menulis puisi dan tidak berani melakukan beberapa permainan yang disukai anak laki-laki lainnya.
Cerita Walter terjadi saat Anne melahirkan anaknya yang keenam. Sepertinya pada masa itu, anak-anak tidak terlalu mengetahui soal proses kehamilan dan persalinan. Mungkin untuk mereka perut membesar itu hal yang biasa? Bisa jadi, sih, karena pasti saat itu banyak orang yang punya banyak anak. Tapi yang aku herankan adalah kenapa anak-anak Anne tidak sadar bahwa Anne sadang hamil dan akan melahirkan. Bulan-bulan terakhir kehamilan, saat perut sudah besar, biasanya ibu hamil akan jarang keluar rumah dan tidak menerima tamu. Lalu saat mereka mengira waktu persalinan akan datang, anak-anak yang lain akan diungsikan. Anne memiliki lima anak yang lebih tua, yaitu Jem, Walter, Shirley, dan sepasang anak kembar bernama Nan dan Diana. Saat Anne melahirkan anaknya, anak-anak Anne diungsikan selama dua minggu ke rumah keluarga dan teman-teman terdekat supaya Anne bisa fokus merawat anaknya yang baru lahir. Jem akan tinggal di rumah Leslie yang sudah menikah dengan Owen Ford, Nan dan Diana akan menginap di rumah Miss Cornelia, dan Walter dititipkan ke rumah teman Anne dan Gilbert yaitu Dokter Parker.
Walter ingin tetap di rumah saja. Ia sedih sekali karena harus meninggalkan Ingleside. Keluarga Parker tinggal di Lowbrige yang berjarak 6 mil dari Glen. Walter sadar bahwa ia harus tinggal di rumah Keluarga Parker selama dua minggu. Dan selama dua minggu itu pula, anak-anak yang lain diungsikan. Namun ia tidak diberitahu alasan sebenarnya. Ia bahkan bertanya-tanya apakah kedua orang tuanya memang ingin mengusir seluruh anak mereka. Keluarga Parker memiliki banyak anak juga, bahkan mereka kedatangan beberapa sepupu. Kedatangan Walter di sana disambut dengan cuek oleh anak-anak Parker yang sedang bermain. Anak-anak yang lebih besar malah mengejek Walter. Mereka merasa Walter adalah anak yang sensitif dan dapat dipermainkan. Mereka mengejek Walter karena ia percaya adanya peri dan mengancam akan mencubit Walter hingga lebam. Ketika mereka sadar Walter akan menangis, anak-anak itu pergi bermain tanpa Walter.
Malam harinya, salah satu anak Parker berkata pada Walter, “kenapa kamu ada di sini? Aku dengar ibumu sedang sakit ya? Mungkin ibumu akan meninggal.” Ini membuat Walter semakin takut. Jangan-jangan ia benar-benar diusir karena ibunya akan meninggal. Walter memutuskan saat itu juga untuk meninggalkan rumah keluarga Parker dan kembali ke Ingleside. Ia meninggalkan rumah Parker pada malam hari saat seluruh anggota keluarga sudah tidur dan berjalan kaki menuju Ingleside, hampir 10 km jauhnya. Tentu ini memakan waktu berjam-jam. Sesampainya Walter di rumah waktu sudah dini hari dan Anne sudah selesai melahirkan bayinya. Semua orang kaget melihat Walter yang habis berjalan jauh sekali. Anne meyakinkan Walter bahwa ia tidak sedang sakit. Walter senang karena ternyata ibunya sehat dan ia bisa kembali tidur di kamarnya sendiri.
Nan dan Diana adalah sepasang anak kembar. Uniknya, mereka tidak terlihat terlalu mirip satu dengan lainnya. Diana memiliki rambut merah seperti Anne sedangkan Nan memiliki rambut coklat. Meskipun begitu, Nan memiliki sifat yang sangat mirip dengan Anne, yaitu sama-sama senang mengkhayal. Sementara Diana lebih banyak berpikir praktis dan common sense seperti Gilbert. Salah satu akibat dari khayalan Nan adalah negosiasinya dengan Tuhan. Setiap kali Nan ingin mendapatkan sesuatu, ia akan berdoa “Ya Tuhan, apabila gigiku tumbuh sebelum ulang tahun temanku inggu depan, aku akan berperilaku baik saat makan malam”. Lalu gigi Nan tumbuh, dan ia berperilaku lebih baik daripada biasanya. Tentu tawar-menawarnya tidak disadari oleh orang lain dalam keluarga. Mereka hanya mengira Nan semakin lama tumbuh semakin dewasa dan berperilaku baik.
Diana yang sehari-harinya berpikir praktis tampaknya selalu tertarik pada teman-teman yang memiliki cerita unik. Suatu hari ada anak baru di kelasnya yang bernama Jenny Penny. Jenny adalah anak yang percaya diri dan dikagumi oleh murid-murid lainnya. Jenny berkenalan dengan Diana dan senang berteman dengan Diana. Diana sendiri merasa terhormat karena Jenny bersedia berbagi cerita-cerita hidupnya. Jenny bercerita soal tantenya yang memiliki kalung emas mahal, tantenya yang lain yang menjadi misionaris di India dan sepupunya yang memiliki cincin berlian seharga seribu dollar. Diana kemudian meneruskan cerita Jenny di rumah kepada keluarganya. Mengenai rumah Jenny yang sangat indah, nenek Jenny yang sudah hidup sejak zaman Nabi Nuh, dan pengalaman-pengalaman Jenny yang tidak biasa. Anne dan Susan merasa cerita-cerita ini terdengar tidak masuk akal. Anne meminta Diana berpikir matang-matang mengenai cerita Jenny, bisa jadi ia melebih-lebihkan ceritanya. Diana tidak mau mencurigai temannya dan akhirnya ia menemukan jawabannya secara langsung.
Suatu hari Diana diundang Jenny menginap di rumahnya. Meskipun dilarang Anne karena kecurigaan pada Jenny, Diana tetap pergi diam-diam saat Anne tidak di rumah. Sesampainya di sana, Diana kecewa melihat rumah Jenny yang sudah reyot. Jenny bilang ia punya motif bagus di dinding kamarnya, tapi ternyata motifnya sudah hampir luntur karena sudah lama. Patung keramik yang ia banggakan juga sangat kotor dan hampir rusak. Diana merasa orang dewasa di rumah Jenny tidak ramah padanya sehingga Diana langsung merasa tidak nyaman. Pada malam hari, Diana berpura-pura pingsan saat bermain sehingga Jenny dan saudaranya menggendong Diana kembali ke Ingleside.
Shirley adalah anak Anne yang kelima. Aku sendiri nggak yakin dia perempuan atau laki-laki karena jarang disebut dengan jelas. Dia juga sepertinya masih kecil sekali jadi nggak punya ceritanya sendiri. Sementara itu anak bungsu Anne yang baru lahir diberi nama Bertha Marilla Blythe, dipanggil Rilla.
Selain cerita anak-anak Anne, tentu ada cerita kehidupan Anne. Seperti saat Anne ingin menjadi makcomblang bagi dua anak muda di Glen. Anne juga pernah sakit pneumonia parah sampai-sampai anak-anaknya tidak boleh melihat Anne selama berhari-hari. Anne juga pernah merasa Gilbert cuek padanya karena setiap hari sibuk bekerja dan sudah jarang menyapa dan memuji Anne. Untungnya ini disebabkan stress Gilbert memikirkan seorang pasiennya yang sakit parah.
Gilbert sekarang adalah dokter Glen yang sukses. Saking suksesnya ia sering sekali dipanggil pada malam hari. Mereka berkata, tidak bisa ada kelahiran maupun kematian yang terjadi di Glen tanpa kehadiran Gilbert. Gilbert juga sangat dipercaya oleh orang-orang sekitar karena berhasil menyembuhkan banyak orang yang sebelumnya sudah tidak memiliki harapan lagi. Sampai-sampai ada empat anak di Glen yang diberi nama Gilbert untuk menunjukkan rasa hormat padanya. Kesibukan Glibert juga menjadi sesuatu yang sering dibicarakan di buku ini. Ialah dokter yang terpercaya di Glen sehingga sering keluar rumah siang dan malam.
Pendapatku
Seperti biasa, aku punya beberapa hal yang terpikirkan saat membaca buku ini. Yang pertama, soal kehamilan Anne. Di buku sebelumnya juga aku sudah melihat bahwa masalah kehamilan tidak dibicarakan secara lugas. Cuma hint saja. Bahkan anak-anak tidak tahu apa yang terjadi saat ibunya hamil dan akan melahirkan. Tapi Anne mengungsikan anak-anaknya selama dua minggu saat ia akan melahirkan supaya bisa fokus pada bayinya. Lalu saat Walter pulang, Anne hanya menunjukkan bayinya pada Walter dan bilang “lihat, kamu punya adik baru sekarang”. Sebenarnya kehamilan dan melahirkan itu termasuk sex ed ngga sih? Mungkin tabu kali, ya, soalnya aku juga tahu dari beberapa cerita dari masa yang sama bahwa orang yang hamil tua biasanya akan mengurung diri di rumah sampai dia akhirnya melahirkan. Kalau sekarang kan anak-anak tahu orang hamil itu karena akan punya anak.
Terus di buku ini juga sepertinya pertama kalinya ada disebutkan soal keluarga yang miskin. Mungkin karena dahulu ceritanya berlatar di Avonlea dan sepertinya penduduk Avonlea berkecukupan. Di sini, sempat disebutkan bahwa Harbour Mouth adalah salah satu desa yang penduduknya cukup miskin. Nan pernah berkunjung ke sana dan ia kaget melihat rumah yang dikelilingi sampah, berdebu, dan reyot. Nan juga sadar terhadap privilege-nya lahir di keluarga Blythe yang cukup berada. Sering disebut oleh orang-orang di sekitar mereka bahwa Ingleside adalah “rumah besar di Glen” jadi mungkin penghasilan Gilbert cukup besar ya? Ini cukup menarik perhatianku karena seperti tone-nya berbeda dengan buku-buku sebelumnya. Mereka sadar dengan adanya perbedaan kelas. Nan sadar bahwa Harbour Mouth penduduknya lebih miskin daripada Glen, rata-rata isinya adalah nelayan, dan ia takut pergi ke sana sendirian. Di buku-buku sebelumnya menurutku tidak pernah ada disebutkan seperti ini. Happy happy aja sebelumnya.
Di post ini aku memang banyak menceritakan soal anak-anaknya Anne karena menarik aja sih tiba-tiba dia sudah punya anak enam. Tapi sebenarnya aku kurang senang membaca setengah buku isinya cerita pribadi anak-anak Anne karena selama ini, sampai buku terakhir yaitu Anne’s House of Dreams, ceritanya kan masih fokus pada Anne jadi aku sih inginnya di sini melihat lebih jauh kehidupan Anne seperti apa. Sepertinya Anne sudah tidak menjadi guru lagi, jadi aku penasaran dia kegiatannya apa. Kalau dia menemani Gilbert menjenguk pasien, apa yang dia lakukan? Aku ingin tahu imajinasi dia masih seliar apa saat dia sudah punya banyak anak seperti ini. Itu sih yang sebernarnya ingin aku tahu, bukan cerita keseharian anak-anaknya. Ini sih seperti baca buku Anne of Green Gables yang awal-awal lagi.
Kesimpulan terakhir aku adalah… aku biasa saja sama buku ini dan kemungkinan besar tidak akan melanjutkan baca buku berikutnya. Awalnya aku memang berniat mau baca seluruh kedelapan buku dalam seri Anne of Green Gables tapi sepertinya kedua buku terakhir lebih fokus pada anak-anak Anne daripada Anne sendiri. Mungkin ini buku Anne of Green Gables terakhir yang aku baca in the foreseeable future.
1 Comment