Buku yang Kubaca di Juni 2021

Bulan Juni kemarin aku kembali hanya menyelesaikan 2 buku saja heuheuheu. Aku juga bingung kenapa ya padahal tidak ada game baru yang aku mainkan atau aktivitas baru yang menyita waktu… Tapi begitu lah kenyataannya. Kedua buku tersebut adalah Magpie Murders dan Artistic License.

Magpie Murders karya Anthony Horowitz

Aku mengetahui buku ini karena di Reddit ada yang merekomendasikannya sebagai "seperti Agatha Christie tapi di zaman modern". Jadi aku membacanya dengan ekspektasi mirip karya Agatha Christie. Buku ini unik karena dia semacam "buku di dalam buku". Dalam sinopsisnya tertulis: > When editor Susan Ryeland is given the tattered manuscript of Alan Conway’s latest novel, she has little idea it will change her life. She’s worked with the revered crime writer for years and his detective, Atticus Pund, is renowned for solving crimes in the sleepy English villages of 1950s…

Bab paling awal menceritakan Susan Ryeland ketika ia menerima naskah novel terbaru dari Alan Conway. Selanjutnya, hingga sekitar 50% buku, kita akan membaca isi novel Alan Conway tersebut. Makanya awal-awal aku bingung juga, katanya ini modern, kok latarnya di tahun 1950an? Ternyata ini menjadi latar belakang dari kejadian-kejadian yang kemudian dihadapi oleh Susan Ryeland.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Susan Ryeland, seorang editor di sebuah penerbit kecil di London. Ia menerima naskah dari Alan Conway dan (minor spoiler) naskah tersebut tidak lengkap dan Alan Conway ditemukan meninggal dunia. Di paruh kedua buku ini, kita akan membaca petualangan Susan ketika ia berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Alan Conway. Apakah ia dibunuh? Apakah ia bunuh diri? Ada di mana halaman-halaman terakhir naskahnya? Apakah ia memang sengaja mengirimkan naskah tidak lengkap?

Bagi penikmat buku-buku Agatha Christie, menurutku ini akan cukup menyenangkan. Aku juga cukup tegang sepanjang membaca ceritanya. Tapi sayangnya buku ini tidak sepenuhnya berlatar dunia modern (ketika berbicara modern, yang aku maksud adalah 2010 ke atas, ketika ponsel mulai umum dipakai masyarakat), tapi hanya setengahnya saja. Separuh pertama buku berlatar di tahun 1950an. Tetap menyenangkan, kok, isi buku Alan Conway-nya. Tentang detektif yang menyelidiki kasus pembunuhan di kota kecil.

Aku akan tetap merekomendasikan buku ini kepada penikmat buku-buku Agatha Christie.

Artistic License karya Elle Pierson

Artistic License adalah novel romansa kontemporer yang menceritakan seorang mahasiswi pascasarjana seni rupa dan seorang bodyguard pribadi. Mereka bertemu ketika Sophy, si mahasiswa seni rupa, menghadiri pameran seni sementara Mick adalah bagian dari bodyguard orang kaya yang memiliki koleksi pameran tersebut. Sophy memperhatikan Mick yang sedang berjaga, ia merasa Mick memiliki bentuk muka yang menarik. Tidak conventionally handsome, tapi memiliki garis-garis keras yang mengingatkan Sophy pada lukisan Kubisme. Sophy kemudian menggambar wajah Mick di buku sketsanya. Tiba-tiba hari itu ada aksi terorisme di galeri tersebut dan Sophy menjadi korban asap bom karena ia memiliki penyakit asma. Sophy dibawa ke rumah sakit oleh ambulans. Ketika ia bangun, Mick mengunjunginya di rumah sakit untuk mengembalikan buku sketsa Sophy yang tertinggal.

Sophy mengakui pada Mick bahwa ia tertarik pada wajah Mick dan meminta Mick untuk menjadi model patungnya untuk diikutkan ke sebuah perlombaan. Mick setuju meskipun sebenarnya ia sangat malu. Tak bisa dimungkiri, saat itu ia juga merasakan ketertarikan pada Sophy. Mick menjadi model patung Sophy selama beberapa saat, mereka semakin dekat, dan seterusnya dan seterusnya. Seperti salah satu buku yang kubaca bulan lalu, di sini si tokoh utama perempuan, Sophy, juga memiliki stalker. Dia nggak terlalu penting buat ceritanya secara keseluruhan, jadi menurutku ini bukan sesuatu yang penting banget untuk ada. Jadi malas saja akunya, karena ini seperti shortcut untuk membuat kedua tokoh semakin dekat karena alasan melindungi dan dilindungi.

Kedua tokohnya menurutku memiliki perkembangan yang cukup baik. Sophy berasal dari keluarga yang baik dan saling menyayangi. Ia dekat dengan orang tuanya dan sering pulang ke rumah orang tuanya. Sementara Mick keadaannya berbeda. Mick juga memiliki beberapa insecurity soal penampilannya yang sering dikatai jelek oleh orang-orang, bahkan keluarganya sendiri.

Secara umum, tidak ada yang spesial dari novel ini. Kalau kamu suka novel romance dan ingin membaca sesuatu yang lumayan ringan untuk mengisi waktu, boleh-boleh saja membacanya.

DNF-ed book(s)

Di bulan kemarin ada satu buku yang aku mulai tapi tidak diselesaikan (dan tidak ada rencana untuk dilanjutkan) yaitu Gerbang Nuswantara karya Victoria Tunggono. Aku pertama kali aware soal novel ini ketika menerima newsletter email dari Kompas yang mengiklankan webinar bersama penulisnya, kalau tidak salah membicarakan tentang proses riset dalam menulis novel. Terus aku cek judulnya, menarik sekali, tentu aku penasaran dong! Aku sering tertarik dengan cerita-cerita yang terinspirasi dari legenda atau sejarah daerah tertentu dan aku tertarik sekali untuk membaca Gerbang Nuswantara karena sepertinya ia terinspirasi dari semacam sejarah Jawa kuno. Di dalamnya saja ada lampiran kalender Jawa.

Aku membaca buku ini tidak jauh, hanya sekitar 15% saja. Alasan utama aku berhenti karena terganggu dengan banyaknya kata sifat yang digunakan oleh penulis. Menurutku penulisnya terlalu bersemangat menggambarkan seluruh bentuk ruangan, isi ruangan, penampilan orang, dan segalanya yang ada di buku. Aku sampai skimming waktu satu halaman setengah digunakan untuk menggambarkan satu ruangan. Terus aku juga kesal saja karena tokoh utamanya orang Bandung dan tidak disebutkan apakah dia pernah tinggal di Jabodetabek, tapi dia suka membatin dengan gue-elo dan di antara teman-temannya di sekolah juga menggunakan gue-elo padahal ini tidak realistis. Kata teman-temanku yang orang Bandung, kalau ada anak Jakarta pindahan dan pakai gue-elo bisa diomongin wkwk. Normalnya anak-anak Bandung akan pakai urang-maneh atau aing-sia, aku-kamu juga tidak apa-apa. Pada akhirnya penggunaan gue-elo di sekolahan Bandung ini menghancurkan suspension of disbelief-ku. Akhirnya aku sudahi saja deh bacanya.


Sekian buku-buku yang aku selesaikan di Bulan Juni. Semoga ulasan pendekku bisa bermanfaat.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s