Buku yang Kubaca di Bulan Oktober dan November 2021

Dalam post ini aku memutuskan untuk menggabungkan dua bulan belakangan yaitu Oktober dan November. Alasannya karena… sekarang sudah Januari wkwk kaya telat banget gitu. Selama dua bulan kemarin aku baca 3-4 buku, jumlah yang biasa dan wajar buatku selama ini. Seperti biasa ada novel romance, ada juga sci-fi, tapi yang mengejutkan adalah kumpulan cerpen! Aku jarang banget baca kumpulan cerpen wkwk. Berikut detailnya.

Buku yang Kubaca Oktober 2021

Ten Rules for Faking It – Sophie Sullivan

Ten Rules for Faking It adalah sebuah novel romance tentang Everly, yang setiap ulang tahun selalu punya masalah. Tahun ini, dia nggak sengaja mergokin pacarnya lagi selingkuh! Everly kerja di stasiun radio sebagai semacam produser dan dia nggak sengaja curhat soal masalah cowoknya waktu radionya lagi on air. Semua pendengar jadi tau masalah dia dan ngasih simpati. Tapi masalah Everly jadi bahan omongan satu kota kecil tempat mereka tinggal.

Di sisi lain, stasiun radio itu lagi ada masalah biaya dan ada isu mereka akan dijual oleh pemilik mereka kepada perusahaan lain. Jadi Everly dan temennya yang merupakan DJ radio menyarankan kepada manajemen radio untuk bikin dating show dengan tokoh utama Everly. Saran ini diterima dan mereka dapat banyak sekali lamaran dari cowok-cowok lokal untuk jadi pasangan Everly. Konsepnya mirip The Bachelorette, jadi sistem eliminasi dan akan ada pemenang di akhir dating show.

Tapiii Everly juga punya bos namanya Chris yang cukup ganteng, orangnya cuek sama Everly, tapi dia mendukung acara ini demi keberlanjutan radio dan supaya Everly segera move on dari mantannya. Selama pelaksanaan dating show tentu mereka jadi makin dekat dan baper dan apakah Everly akan sama peserta dating show atau sama bosnya???

Aspek dating show radio ini cukup unik menurutku. Asik banget liat siapa aja yang pergi kencan sama Everly dan tereliminasi di tiap ronde. Buku ini cukup asik buat bacaan di waktu luang tapi in the end nggak terlalu memorable. B aja gitu wkwk. Ya 3 stars lah.

Sihir Perempuan – Intan Paramaditha

Sihir Perempuan adalah kumpulan cerita pendek bergenre horor/thriller yang fokus pada pengalaman banyak perempuan. Aku baca ini sebagai buku bulanan Klub Buku BSK tapi pas hari diskusinya aku malah lupa join hahahah. Karna bacanya udah lama dan ngga banyak catatan, sesungguhnya lupa cukup banyak. Tapi aku sangat sangat enjoy pas bacanya, banyak cerita yang butuh konsentrasi lebih waktu baca dan mengandung makna tersirat. Ada beberapa cerita yang bikin aku mikir “apakah cerita ini tentang aborsi?” “apakah cerita ini tentang menstruasi?” “apakah cerita ini tentang vampir?”. Banyak juga cerita-cerita yang menceritakan posisi perempuan dalam keluarga yang sering kali merupakan caretaker. Pokoknya bagus deh!! Harus baca, bahkan mungkin baca berulang-ulang!

Act Your Age, Eve Brown – Talia Hibbert

Act Your Age, Eve Brown adalah novel ketiga dari seri Brown Sisters yang menceritakan kisah cinta dari kakak-beradik Brown. Eve Brown adalah anak ketiga dari kakak beradik ini. Jadi dia adalah anak termuda dan selama ini lumayan dimanja sama keluarganya. Keluarga Brown ini cukup kaya jadi mereka bisa aja membiayai anak mereka sekolah tinggi-tinggi, mau mulai bisnis berkali-kali, atau kursus yang mahal. Kakak Eve yang pertama adalah self-employed web designer dan yang kedua kalau ga salah peneliti jadi keduanya udah cukup sukses dan menghasilkan uang sendiri. Sementara Eve masih mencoba-coba. Selama ini orang tua Eve pernah membiayai dia sekolah kuliner di Perancis (tapi kalo ga salah di DO), modalin Eve bikin usaha (tapi gagal), dan lain-lain sampai suatu saat kedua orang tuanya mulai kesel dan memaksa Eve cari kerja atau dia ngga akan dapat warisan.

Paksaan orang tuanya itu mendorong Eve untuk nyari pekerjaan apa saja, dia nemu sebuah bed and breakfast yang lagi nyari tukang masak. Dia lamar di situ tapi ditolak sama pemiliknya, Jacob Wayne. Jacob ini digambarkan seperti orang yang agak-agak grumpy dan serius. Sementara Eve itu sangat happy go lucky makanya selama ini dia kehilangan bisnis dan pekerjaan seneng-seneng aja. Setelah ditolak, Eve malah nggak sengaja nabrak Jacob pake mobilnya dan Jacob sakit tangan, susah bekerja, terpaksa mempekerjakan Eve untuk nutup pekerjaan dia di penginapan itu.

Buku ini masuk ke dalam trope grumpy-sunshine, yaitu ketika satu orang pasangan itu serius dan tukang ngomel sementara satunya lagi itu suka ketawa-tawa dan bahagia. Kemudian mereka berdua semakin sering menghabiskan waktu bersama, baper, dan seterusnyaa… Buku ini asiikk banget!! Aku bahkan lebih suka ini daripada buku pertama, Get a Life, Chloe Brown yang aku baca beberapa bulan lalu. Aku cukup relate sama kedua tokoh di buku ini. Sama Eve karena aku juga cukup happy go lucky most of the time dan cukup sembrono. Sama Jacob juga karena aku suka ngomel-ngomel dan ngejudge orang. Kisah cinta di antara kedua orang ini juga dikembangkan dengan bagus dan bikin aku ikutan baper juga!! Bagus banget dehh pokoknya. 4.5 stars.

Buku yang Kubaca November 2021

Seven Surrenders – Ada Palmer

Seven Surrenders adalah buku kedua dari tetralogi Terra Ignota. Buku pertamanya aku baca di bulan Juli lalu. Cerita ini berlatar di masa futuristik, tahun 2400an, ketika manusia sudah mencapai perdamaian, nggak ada lagi negara-bangsa, semua orang bisa memilih mau ikut negara apa setelah dewasa, dan perjalanan keliling dunia hanya butuh waktu 4 jam saja. Di akhir buku pertama, para tokoh protagonis dalam seri ini menemukan ada konspirasi yang melibatkan para elite dunia (sebagaimana konspirasi pada umumnya) bahwa mereka melakukan tindakan-tindakan tercela yang merugikan sekelompok orang demi memperlancar agenda perdamaian dunia. Jadi semacam the ends justify the means gitu. Apa tindakannya? Pokoknya buruk sih, dan kalau ada yang ingin baca seri ini bakal jadi spoiler banget untuk akhiran buku pertama. Tapi ini emang seru bangett.

Tokoh utama buku ini adalah Mycroft Canner, dia pernah melakukan tindakan kriminal berat dan di dunia futuristik ini salah satu hukuman adalah menjadi servicer. Servicer itu ya tujuannya menggunakan badan mereka untuk siapa saja yang membutuhkan demi membayar kepada dunia kesalahan mereka di masa lalu. Mereka bisa saja disuruh bersih-bersih rumah warga, nyapu jalanan kota, dan yang pintar bisa dimanfaatkan otaknya oleh siapa saja. Servicer ini juga kayanya ngga bisa bertransaksi dan hanya mengandalkan kebaikan orang-orang yang memanfaatkan jasa dia untuk makan dan sebagainya. Ada sih tempat tinggal untuk mereka tapi mereka itu jatuhnya bukan manusia merdeka. Kaya slavery with extra steps lah.

Mycroft Canner itu orangnya pinter banget, makanya dia dekat dengan banyak pemimpin Hive (istilah pengganti negara) dan pemimpin dunia lainnya seperti yang semacam polisi internasional. Jadi dia tau banyak gosip dan bisa terlibat pengambilan keputusan, meskipun di belakang layar tentunya. Seluruh seri ini asik banget, tapi dia kaya bener-bener sci-fi banget dan world building-nya sangat mendalam, susah buat dibayangin dan butuh membangun suasana tertentu gitu dalam benakku untuk bener-bener bisa kebayang ceritanya. Karena dalam buku ini ada anak-anak yang dari kecil dididik untuk jadi mesin dalam artian mata dia ditutup dengan layar komputer dan seluruh badannya dilapisi kain untuk dia mengontrol komputer, ada juga angka-angka penghitungan yang susah dibayangin karena bingung juga ini sebenernya buat apa. Tapi asik banget ceritanya. Udah mah susah bayanginnya, slow paced juga lagi, jadi emang butuh konsentrasi ekstra sih pas bacanya. Tapi kalau bersedia luangin waktu dan imajinasi, seri ini sangat worth it untuk dibaca. Sayangnya aku belum punya buku keempatnya jadi masih ragu-ragu untuk ngelanjutin karena takut lupa ceritanya pas buku keempat dapet.

Titik Temu – Ghyna Amanda

Titik Temu ini semacam fiksi sejarah yang berlatar pada masa-masa setelah kemerdekaan Indonesia. Tokoh utamanya adalah Kathelijn Sophie yang tinggal di daerah Lembang. Dia adalah keturunan Belanda yang sudah lama menetap di sana dan leluhurnya adalah insinyur yang membuat bendungan. Tidak lama setelah Indonesia merdeka dan situasi masih panas antara warga pribumi dengan Belanda, ibu Sophie meninggal dan Sophie tinggal sebatang kara. Dia bisa saja minta dipulangkan ke Belanda lewat tentara yang masih banyak tapi Sophie merasa bahwa Lembang adalah rumah dia, dia ngga punya siapa-siapa di Belanda sana. Tapi sekarang dia ngga punya siapa-siapa juga di Lembang.

Sophie kemudian nyari cara sebisa mungkin untuk bisa bertahan di tanah keluarganya. Dia berpaling ke Andjana, anak angkat keluarganya Sophie. Andjana adalah warlok Lembang yang dilihat pintar oleh kakek Sophie kemudian disekolahkan tinggi sampai ke Belanda untuk jadi dokter. Andjana sebagian besar waktunya dihabiskan untuk ngajar di Jakarta tapi dia sering pulang ke Lembang dan pingin bikin klinik di sana. Sophie berusaha untuk ngajak Andjana menikahi dia supaya Sophie punya perlindungan dan kedudukan sosial di mata warga kampung dan dia bisa tetap tinggal di rumah masa kecilnya.

Dalam cerita ini kita juga bakal melihat berbagai konflik yang terjadi di kala itu, apa saja cobaan yang dihadapi Sophie dan Andjana, bagaimana kehidupan domestik mereka, dan seterusnya. Aku cukup suka sama ceritanya, lumayan bisa bikin aku ngebayangin situasi saat itu. Mereka sempat keliling kota Jakarta dan itu beda banget kan sama sekarang. Aku juga milih buku ini aslinya random aja hahaha dan ternyata asik meskipun awalnya cukup ngebosenin. Tapi tiba-tiba malah ada actionnya gitu loh hahaha bingung ga sih. Tapi secara keseluruhan seruuu dan aku rekomendasikan buat yang nyari historical fiction. Bukunya juga cukup tipis jadi bisa cepet selesai.

Waktu untuk Tidak Menikah – Amanatia Junda

Waktu untuk Tidak Menikah adalah kumpulan cerita pendek. Judulnya menarik banget sihh karena aku ada di usia ketika sebagian kecilll temenku udah menikah sementara aku belum kepikiran sama sekali terus apakah ada hubungannya sama itu? Ternyata engga juga hahaha. Cerita utamanya, Waktu untuk Tidak Menikah ini, adalah tentang seorang buruh perempuan yang sudah berusia 28 tahun, diam-diam punya anak asuh di kota pabrik, pulang kampung karena dipaksa menikah sama orang tuanya, dan dia galau gitu mau menikah apa enggak. Cukupppp menarik dan bikin berpikir sih, karena aku yakin banyak yang berpengalaman mirip. Sudah dianggap usia tertentu dan menikah karena tekanan sosial dan pada akhirnya sama siapa aja gapapa.

Ada juga cerita soal pasangan yang pisah ranjang dan punya masalah keuangan; ada cerita tentang pacaran sama pacar yang cuek dan waktu baca aku bingung apakah pacarnya ini abusive atau si protagonisnya yang halu; ada cerita tentang orang yang sedih banget tiap dengar berita kebakaran hutan; ada cerita yang science fiction tapi sayangnya pendek banget; dan soal penguntit juga. Suka banget aku baca cerita ini meskipun kekurangan baca kumpulan cerita pendek itu kadang ada beberapa yang seru banget, ada beberapa yang kurang suka. Ada beberapa cerita yang bikin aku bosan. Tapi aku nggak suka ngelewatin cerita kalau lagi baca jadi paksa aja terus meskipun jadinya lama bacanya hahaha. Tapi aku masih merekomendasikan buku ini buat yang nyari kumpulan cerpen. Ada beberapa cerita bagus banget di dalamnya, salah satunya ya Waktu untuk Tidak Menikah.

The Hating Game – Sally Thorne

The Hating Game adalah novel romance yang berlatar di dunia korporat wkwk. Novel ini terkenal banget di antara orang-orang yang ngomongin buku di internet (aku lupa aku pertama denger di mana wkwk). Kedua protagonisnya, Lucy dan Joshua, adalah asisten untuk dua orang CEO di perusahaan penerbit. Jadi kalau karyawan lain kerjanya di satu lantai bareng-bareng, mereka berdua kantornya di lantai eksekutif, bersama kedua CEO meskipun nggak punya ruangan sendiri. Jadi mereka di ruangan besar berdua gitu. Ini adalah jenis romance dengan trope enemies to lovers meskipun ada juga orang yang beranggapan cerita kontemporer nggak akan benar-benar “musuh-jadi-cinta” karena emang mereka semusuhan apa sih? Ini cuma kaya workplace rivalry aja sih. Jadi perusahaan tempat mereka kerja itu adalah hasil merger dari dua penerbit berbeda dan Lucy dan Joshua dari awal sudah bersaing. Nggak bersaing biasa sih, karena sebenernya performa mereka nggak dibandingkan, kan, tapi mereka ngobrol ke satu sama lain cuma dalam nada-nada ketus dan berusaha untuk bikin yang lainnya kesal. Makanya, lebih ke persaingan daripada permusuhan.

Masalahnya datang waktu mereka harus bersaing beneran. Kedua CEO di perusahaan tersebut pingin bikin posisi baru yaitu COO (chief operating officer) yang bertanggung jawab pada operasi perusahaan dan melapor langsung kepada CEO. Lucy dan Joshua yang keduanya bekerja langsung untuk para CEO didorong sama bos mereka untuk berusaha mendapatkan posisi ini. Di sinilah mereka akhirnya harus bersaing beneran. Ini agak mirip sih sama Act Your Age, Eve Brown dalam artian di kantor, Lucy itu orangnya cukup ceria sementara Joshua pendiam dan ketus sama orang-orang lain. Tapi masih dalam batas wajar, sih. Dalam perjalanannya, Joshua dan Lucy akan harus bekerja sama untuk ngurus acara kantor dan mereka jadi makin dekat.

Aku suka sama ceritanya karena lumayan bikin geregetan dan swooning sama kelakuan mereka berdua. Meskipun di dalemnya ada beberapa yang bikin aku kesel, misalnya kan Joshua emang tinggi dan Lucy terpukau gitu. Tapi Lucy malah merendahkan cowok-cowok lain yang pendek. Bikin kesel sih aku malah ikutan offended rasanya. Tapi buku ini populer banget for a reason haha emang development kisah cintanya bagus, bikin ikutan deg-degan, bahkan udah ada filmnya loh! Meskipun aku ngga tau sih filmnya bagus apa enggak, takutnya ternyata malah jelek lagi. Tapiii aku suka novel ini. Buat penggemar contemporary romance, office romance ini wajib banget dibaca!


Begitulah ketujuh buku yang aku baca selama dua bulan ke belakang. Untuk novel romance paling favorit adalah Act Your Age, Eve Brown sementara untuk kumpulan cerpen aku paling suka Sihir Perempuan karena hampir semua cerita bagus, sementara di kumpulan cerpen satunya ada beberapa cerita yang cukup bikin aku bosen. Nggak aku sadarin juga, ternyata banyak yang covernya warna ijo toska ya.

Sayang banget bulan-bulan kemaren aku emang lagi sibuk jadi nggak bisa nulis sebanyak yang aku harapkan. Semoga di tahun yang baru ini aku bisa baca lebih banyak, nulis lebih banyak, dan bisa mengatur waktu dengan lebih baik lagi dann selamat tahun baru!

2 Comments

  1. Selamat tahun baru, Anindya!

    Setuju perihal Sihir Perempuan. Waktu diskusi kemarin kebetulan yang hadir perempuan semua, jadi diskusi tentang kumcernya buka-bukaan banget hehe. Kalau nggak salah ingat perbincangan paling seru itu di bagian cerpen Darah & Misteri Polaroid.

    Eve Brown aku maju-mundur sih mau baca atau nggak. Soalnya waktu baca Chloe Brown walau suka gaya penulisan Talia Hibert, pendapatku agak lukewarm tentang novelnya.

    Here’s to us being more consistent with writing blog posts in 2022 😄

    Like

    1. Wahhh pasti asik banget diskusinya.. sedih deh padahal udah aku tandain di kalender tapi kelupaan join 🙃🙃🙃. Beneran asik baca Sihir Perempuan tuhh tapi karena agak ambigu aku ngga bisa berkomentar banyak di sini. Btw aku sendiri lebih suka sihh sama cerita yang di Eve Brown daripada Chloe Brown. Konfliknya juga lebih masuk akal meskipun unnecessary tapi jauh lebih baik. Dan aku skip buku keduanya karena ga terlalu penasaran hehe.

      Yesss semoga kita lebih konsisten menulis di tahun baru ini ya Farah!

      Like

Leave a Reply to Anindya Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s