Ulasan Buku Anne of Green Gables

Ini adalah buku pertama dari seri yang panjang, jadi aku ingin cerita tentang latar belakangnya dulu secara keseluruhan, jadi bisa klik di sini untuk menuju buku pertamanya. Oiya review ini bakal spoiler banget tentu saja, lagian buku ini sudah terbit lebih dari 100 tahun yang lalu sih tapi kalaumasih belum baca dan penasaran, hati-hati saja.

Anne of Green Gables adalah sebuah seri novel anak yang sangat terkenal. Seri ini ditulis oleh penulis Kanada bernama Lucy Maud Montgomery yang berasal dari Prince Edward Island di Kanada, makanya seluruh seri ini berlokasi di Pulau Prince Edward. Seri ini terdiri dari 8 buku inti dan beberapa buku pelengkap yang bercerita tentang tokoh-tokoh pendukung. Seperti judulnya, tentu saja nama tokoh utamanya adalah Anne.

Mungkin seri ini agak mirip sama Harry Potter ya, dalam artian bahwa buku-buku pertama ditulis untuk anak-anak tapi lama kelamaan tujuannya agak lebih dewasa, beda banget kan buku pertama dan buku terakhir Harry Potter? Nah Anne of Green Gables juga begitu, apalagi sesuai sama tren buku-buku di zaman ini, satu buku bisa mencakup cerita bertahun-tahun karena ceritanya memang slow paced jadi yaa apa lagi yang mau diceritain? Contohnya ya buku pertama ini menceritakan kehidupan Anne selama 4 tahun, buku berikutnya 3 tahun, 4 tahun, dan seterusnya. Tapi bukan berarti buku-buku berikutnya jadi isinya dewasa banget sih, menurutku lebih ke bahasanya mungkin agak lebih puitis dan tokoh-tokohnya orang dewasa gitu.

Seri Anne of Green Gables memang terkenal sekali dan sudah dibikin adaptasinya dalam bentuk film dan seri berkali-kali, yang terakhir ada dari netflix judulnya Anne with an E, seingat aku dulu juga sempat ada kartun anime kalo ga salah. Ada juga adaptasinya sebagai buku anak bergambar, jenis yang paling cuma ada 15 halaman gitu loh, kayanya itu pertama kalinya aku baca cerita ini.

Ceritanya

Jadi seri ini berlatar di sekitar tahun 1900an, buku pertamanya terbit di tahun 1908. Menurut fandom wiki, buku pertama ini latarnya di tahun 1876. Anne adalah seorang yatim piatu yang diadopsi oleh kakak-beradik Marilla dan Matthew Cuthbert yang tinggal di rumah Green Gables di desa Avonlea. Sebearnya Anne datang ke rumah ini adalah sebuah kesalahan karena awalnya Marilla dan Matthew ingin mengadopsi anak laki-laki supaya bisa disuruh membantu-bantu di ladang. Tapi yang datang malah anak perempuan. Awalnya mereka ingin mengembalikan Anne, tapi tidak jadi karena merasa kasihan mendengar cerita masa lalu Anne yang ditinggal mati orang tuanya, terus dilempar kemana-mana karena nggak ada yang mau mengasuh dia. Sudah begitu, begitu ada yang mengambil dia, dia malah disuruh mengasuh anak banyak banget dan diperlakukan mirip pelayan daripada anak. Jadi Marilla dan Matthew memutuskan untuk mengadopsi Anne.

Salah satu karakter Anne yang sangat berkesan adalah cerewet dan senang mengkhayal. Ini yang bikin orang-orang di sekitar dia jadi menyukai Anne, termasuk Marilla dan Matthew. Nggak lama setelah tinggal di Green Gables, Anne berteman dengan tetangganya yang seumuran yang bernama Diana. Di sekolah, Anne juga merupakan murid yang cukup pintar.

Anne juga terkenal dengan rambutnya yang berwarna merah. Setiap kali ada yang mengomentari rambutnya, ia akan marah sekali. Yang pertama dia marah pada Mrs. Lynde, yang esoknya langsung memaafkan Anne, lalu di sekolah ia marah pada Gilbert Blythe karena mengatai Anne wortel. Anne marah sekali sampai-sampai ia memukul Gilbert dengan batu sabaknya (batu sabak lol) hingga patah. Gilbert kemudian berusaha minta maaf pada Anne namun keduanya cukup keras kepala dan gengsian sehingga Anne tidak mau memaafkan, juga Gilbert akhirnya bersikap bermusuhan.

Buku ini bercerita soal petualangan-petualangan Anne semasa hidup di Green Gables dan bersekolah di Avonlea. Soal Anne dan teman-temannya, kelakar Anne yang aneh-aneh, bagaimana Anne orang yang keras kepala dan penuh imajinasi. Salah satunya yang cukup memorable buat aku adalah waktu dia dan teman-temannya berpura-pura mengikuti sebuah cerita yang di dalamnya ada cewek meninggal yang dihanyutkan di sungai. Anne yang dipilih untuk memainkan cewek ini tapi pada saat dia dihanyutkan, rakitnya ternyata berlubang dan dia harus bergantungan ke jembatan supaya tidak tenggelam.

Selain itu aku juga ingat waktu Anne dan Diana berkhayal soal hutan yang ada di antara rumah mereka soal berbagai hantu yang mereka bayangkan ada di situ. Sebenarnya, mereka dan orang-orang di sekitar mereka tidak ada yang pernah berpengalaman dengan sesuatu yang horor di hutan itu, tapi mereka menganggap hutan yang berhantu akan terasa lebih romantis. Sehingga lama kelamaan mereka berdua malah takut melewati hutan itu padahal semua hantu yang mereka pikirkan itu ya hanya ada dalam pikiran mereka saja.

Secara umum, buku pertama ini bercerita tentang tiga atau empat tahun pertama Anne tinggal di Green Gables. Seperti yang akan terlihat dari buku-buku selanjutnya, buku-buku dalam seri ini dibagi berdasarkan bab-bab hidup Anne. Buku pertama ini berakhir ketika Anne lulus dari sekolah Queens, pada usia sekitar 15 tahun.

My thoughts

Aku sukaaa banget sama cerita ini. Ini memang buku anak-anak yang pertama kali aku baca dalam bentuk terjemahan dan sudah diperpendek ceritanya jadi buku anak bergambar. Terus beberapa tahun kemudian aku beli dalam bentuk novel terjemahan di toko buku, jadi waktu itu aku sudah dapat ceritanya secara lengkap. Baru pertengahan tahun ini aku memutuskan untuk baca lagi dari awal sampai akhir banget. Dan karena bukunya sudah lama banget, dia sudah tersedia di Project Gutenberg dan bisa diunduh gratis.

Ada beberapa hal yang bikin aku merasa nyambung banget sama Anne. Bukan cerewetnya, tapi imajinasinya. Seperti Anne, aku juga sering banget berimajinasi dan mengkhayal. Aku juga suka bengong dan melamun karena sedang mengkhayalkan sesuatu. Tapi bedanya, aku nggak cerewet dan ngomong ke orang-orang soal khayalanku ini hahaha.

Anne juga punya ide-ide di kepala dia soal hal-hal yang dia anggap romantis. Salah satunya kayak hutan berhantu, atau menginap di kamar tamu, atau pura-pura mati dan dihanyutkan di sungai… Aneh banget ga sih tapi I get it karena dulu aku juga punya pikiran-pikiran yang mirip yang bikin aku malu sendiri lol. Yang sama persis kaya Anne tuh soal pingsan, aku dulu penasaran banget apa ya rasanya pingsan, kok lucu ya, Anne juga begitu, dia nanya ke temennya pingsan itu rasanya bagaimana, dia ngerasa pingsan itu kayanya sesuatu yang romantis.

Karakter Anne memang menarik banget bagi semua orang. Dia adalah orang yang bisa bikin hampir sema orang suka sama dia dan dia juga senang banget berteman sama sebanyak mungkin orang. Anne juga punya konsep kindred spirit yaitu orang-orang yang menurut dia bisa menjadi teman terbaik, tempat ia bisa bercerita soal apapun, orang-orang yang pikirannya dan hatinya mirip dengan dia. Semacam sahabat. Kindred spirit yang ditemukan Anne banyak sekali, ada sahabat dia Diana, juga Matthew yang mengadopsi dia, salah satu guru sekolahnya Ms. Stacy, istri pendeta Mrs. Allan, dan teman-teman terdekatnya di Queens.

Selain itu, aku juga tertarik sama optimismenya Anne. Dia berusaha melihat sesuatu yang positif dari apapun yang terjadi di hidup dia. Dia juga semangat banget menjalani hidup. Salah satu quote yang aku suka dari buku ini,

“Marila, isn’t it nice to think that tomorrow is a new day with no mistakes in it yet?”

“I’ll warrant you’ll make plenty it it. I never saw your beat for making mistakes, Anne.”

«Yes, and well I know it. But have you ever noticed one encouraging thing about me, Marilla? I never make the same mistake twice.”

“I don’t know as that’s much benefit when you’re always making new ones.”

Meskipun dia cukup optimis, Anne juga sebenarnya keras kepala dan sangat mudah dikuasai oleh perasaannya. Kalau dia merasakan sesuatu, akan susah untuk merubahnya karena perasaan dia terlalu kuat.

I can’t cheer up—I don’t WANT to cheer up. It’s nicer to be miserable!

Ini yang aku bilang “berkubang dalam kesedihan”. Kadang kalau aku lagi sedih dan ga ada kerjaan, aku senang bengong aja melamun dan memikirkan apa yang bikin aku sedih. Tapi kan makin dipikirin makin sedih, ya, ya itulah mungkin aku memang menyiksa diri sendiri haha.

Apa ya, memang buku ini sangat bikin nyaman saja sih pada dasarnya. Ceritanya slow-paced, tokoh-tokohnya banyak dan semuanya ada dalam satu desa, rata-rata anak-anak, konfliknya juga nggak terlalu bikin deg-degan tapi lebih ke masalah yang dihadapi sehari-hari. Ya buku slice of life banget lah. Jadi aku tahu sih buat sebagian orang buku-buku kaya gini tentu akan ngebosenin tapi buat yang butuh buku yang bikin nyaman dan nggak bikin stress, buku ini cocok banget. Apalagi untuk stressful times kaya sekarang, bener-bener comfort read banget buat aku.

Sesuatu yang cukup bikin gemes dari awal buku itu hubungan Anne dan Gilbert, yang awalnya berkesan karena diawali berantem, Gilbert minta maaf tapi Anne gengsi, hingga bertahun-tahun mereka nggak saling nyapa dan jadinya bereka saling bersaing untuk ranking satu di sekolah Avonlea, dan habis itu di sekolah Queens (kalau dilihat dari umurnya, kayanya sih sekolah Avonlea itu semacam SD+SMP dan sekolah Queens itu SMA). Jadi setelah Gilbert minta maaf ke Anne yang terakhir kalinya, dia nggak mengakui keberadaan Anne dan habis itu Anne malah menyesal karena dia baru sadar kalau sebenarnya dia sudah memaafkan Gilbert dan kekesalan yang dia rasakan itu hanya persaingan antara teman.

She found that the old resentment she had cherished against him was gone—gone just when she most needed its sustaining power. It was in vain that she recalled every incident and emotions of that memorable occasion and tried to feel the old satisfying anger. Anne realized that she had forgiven and forgotten without knowing it. But it was too late.

Terus sesuatu yang lain yang menurut aku menarik adalah omongan sehari-hari mereka yang bikin aku sadar bahwa cerita ini terjadi di periode yang sudah lama berlalu dan beda banget sama apa yang aku hidupi sekarang. Salah satunya waktu ada tulisan,

She wore her skirts as long as her mother would let her and did her hair up in town, though she had to take it down when she went home.

Paragraf di atas itu merujuk ke Ruby, seorang teman sekolah Anne. Ini menarik saja sih buat aku, mengingatkan aku bahwa di masa itu dan di budaya mereka, anak-anak perempuan biasanya pakai rok pendek dan yang pakai rok panjang itu hanya orang dewasa. Jadi kalau pakai rok panjang itu kesannya dewasa. Sama halnya dengan rambut, anak-anak bisa membiarkan rambut mereka tergerai tapi kalau sudah dewasa mereka akan menggunakan hairstyle tertentu yang, apa ya namanyaa, kaya sanggul begitu kali ya? Apa dulu di Indonesia kaya begitu juga? Wanita dewasa rambutnya disanggul untuk menunjukkan bahwa mereka sudah dewasa. Jadinya cewe-cewe remaja berusaha memakai dandanan seperti itu supaya mereka kelihatan kaya yang sudah dewasa. So interesting.

Di bab-bab terakhir ketika Anne dan beberapa temannya mulai sekolah di Queens (btw Queens ini hanya sekolah lanjutan dan nggak semua temannya dari sekolah Avonlea lanjut sekolah. Kalau mereka mau tinggal di rumah dan mengurus ladang ya mereka nggak lanjut sekolah), Anne mulai lebih menyesal karena dia sudah nyuekin Gilbert. Dia mulai berpikir harusnya dia maafin saja Gilbert waktu awal dulu, pingin mereka berteman, dan rukun saja seperti teman pada umumnya. Pokoknya cerita Anne dan Gilbert akan berlanjut terus sampai buku-buku berikutnya.


Buku ini enak banget buat dibaca sebagai comfort read karena bikin nyaman dan nggak ada masalah terlalu besar yang bikin kita ikutan stress. Selain itu, kalau merasa terikat dengan karakter-karakternya, masih ada tujuh buku lanjutannya! So fun. Dan jangan lupa bahwa buku ini bisa didownload gratis di Project Gutenberg.

8 Comments

  1. Halo mbak Anindya! Salam kenal yaa, hihi.

    Kalau gak salah buku Anne of Green Gables ini ada drama musikalnya ya? Tapi aku cuma tau salah satu lagunya aja yang berjudul Tomorrow. Kirain asalnya memang dari drama musikal aja, ternyata ada bukunya toh?😂 Dari kecil saya selalu putar lagu ini berbarengan sama lagu-lagu disney, eheheh. Sekarang jd penasaran pingin baca juga bukunya😍

    Like

    1. Halo Mbak Awl! Salam kenal jugaa:)

      Iya memang ada drama musikalnya. Tapi aku malah belum pernah liat loh. Aku malah jadi penasaran sekarang sama musikalnya. Bukunya juga emang bagus banget, bahkan dalam seri ini ada 8 buku sampai si Annenya tua 😂 kalo penasaran baca aja mbakk pasti di buku ceritanya lebih lengkap.

      Liked by 1 person

Leave a Reply to lazione budy Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s