Aku baru saja selesai membaca buku Rosewater karya Tade Thompson. Aku memilih buku ini karena saat itu lagi diskon dan dia dapet banyak penghargaan. Jadi aku penasaran deh. Aku beli bukunya sudah cukup lama tapi baru dibaca awal Maret ini jadi saat mulai baca aku sudah lupa dengan sinopsisnya. Aku lebih senang membaca dengan keadaan seperti ini, sih, karena jadinya apa yang terjadi itu semuanya semacam kejutan buatku.
Rosewater adalah novel pertama dari trilogi Wormwood. Seperti judulnya, buku ini menceritakan tentang kota Rosewater. Cerita dalam buku ini bisa dibilang futuristik, tapi masih realistis. Alur ceritanya maju-mundur, ada yang masa kini dan masa lalu tapi alur utamanya terjadi di tahun 2066. Tidak terlalu jauh dari masa kini jadi masih ada aspek-aspek realistis di dunia itu. Cerita-cerita di masa depan yang aku temukan biasanya antara masa depan kelam dengan distopia (Hunger Games atau Ready Player One) atau futuristik yang benar-benar modern dan tidak masuk akal. Sementara di cerita ini masih ada pengemis di lampu merah, kemacetan, dan daerah kumuh meskipun manusia sudah memiliki implan sebagai pengganti ponsel.
Rosewater adalah kota baru di Nigeria yang terlahir di sekitar tahun 2055 ketika ada tumbuhan aneh tiba-tiba muncul di antah berantah. Tumbuhan ini membentuk kubah yang kadang-kadang terbuka untuk mengeluarkan semacam partikel-partikel penyembuh di udara. Inilah yang membuat Rosewater terbentuk, yaitu karena banyak orang datang untuk mendapat penyembuhan dari tumbuhan alien ini. Jadi setiap tahun ada Hari Pembukaan yaitu ketika kubah Rosewater terbuka sedikit. Pada hari ini banyak orang dari berbagai belahan dunia datang ke Rosewater, jadinya semacam pilgrimage, untuk merasakan penyembuhan dari kubah ini. Ada orang yang sakit kanker lalu sembuh, ada yang buta lalu bisa melihat, ada yang memakai kursi roda lalu bisa berjalan lagi.
Alur cerita utama dalam buku ini bermula pada Hari Pembukaan. Yang menarik dari hari ini adalah Rosewater tidak hanya menyembuhkan orang-orang yang datang untuk disembuhkan. Ia juga menghidupkan kembali mayat-mayat orang yang sudah mati. Kadang-kadang orang yang disembuhkan juga tidak mendapat hasil sebagaimana yang diinginkan. Bisa saja orang mendapat organ tubuh tambahan atau organ tubuh yang tidak pada tempatnya. Yang menyeramkan adalah reanimate yang mungkin seperti zombi, mereka dihidupkan lagi tapi sebenarnya otak mereka sudah rusak jadi hanya tubuhnya saja yang hidup.
Konsep alien dalam buku ini cukup menantang konsep alien yang mungkin ada di kepala kita disebabkan oleh film-film tentang alien yang sudah ada sejak zaman dulu. Seringkali kita membayangkan alien sebagai makhluk humanoid (menyerupai manusia) tapi bagaimana kalau alien berbentuk seperti tanaman? Atau seperti bakteri? Atau tidak terlihat mata telanjang manusia? Atau seperti hewan yang bisa dipelihara manusia? Kita juga membayangkan alien sebagai satu kesatuan, satu bangsa alien yang homogen. Buku ini memperkenalkan kita pada konsep alien yang bentuknya tidak humanoid dan tidak homogen dengan satu sama lain. Mereka memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda.
Alien yang menjadi “tokoh utama” dalam buku ini dinamai Wormwood dan ia jatuh di London, Inggris, pada tahun 2012. Alien ini jatuh ke bumi sebagaimana komet jatuh ke bumi tapi ia masuk ke dalam bumi dan membentuk blob di tempat mendaratnya. Manusia berusaha keras untuk meredam alien ini dengan mengirimkan tenaga militer tapi aliennya kuat sekali. Wormwood berhasil menahan serangan militer dengan menarik diri ke inti bumi dan berpindah di dalam bumi. Ia kemudian muncul lagi di tengah-tengah gurun di Nigeria dan inilah yang menjadi cikal bakal kota Rosewater. Rosewater berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari Lagos, salah satu kota terbesar di Nigeria.
Rosewater terbentuk karena orang-orang tertarik pada kekuatan penyembuhan dari kubah alien ini. Pada awal berdirinya pemukiman di sekitar kubah alien, kota ini merupakan desa yang kotor dan bau, terutama disebabkan oleh reanimate yang terpaksa dibunuh lalu dibiarkan begitu saja di jalanan. Lama kelamaan semakin banyak orang yang datang untuk hidup di sana, ada yang mengusulkan untuk mendirikan pemerintahan kota dan menarik pajak dari orang-orang yang datang untuk penyembuhan diri, hingga Rosewater menjadi kota yang cukup maju. Kota ini pada awalnya terbentuk karena orang-orang tertarik pada kemampuan penyembuhan kubah sehingga pemukiman terbentuk di sekeliling kubah dengan bentuk semacam donat.
Tokoh utama dalam buku ini adalah Kaaro, seorang pria berusia 45 tahun yang bekerja sebagai pegawai bank namun sampingannya adalah menjadi agen organisasi pemerintah. Kaaro adalah seorang sensitive, mungkin dalam konteks ini bisa diartikan seperti cenayang atau dukun karena mereka bisa membaca informasi yang tidak dapat diakses oleh orang-orang kebanyakan. Kemampuan unik Kaaro adalah ia bisa menemukan segala sesuatu yang dimiliki oleh orang lain makanya waktu muda ia menggunakan kemampuan ini untuk menjadi pencuri. Jika ia mengamati seseorang dan berusaha membaca pikirannya, Kaaro akan bisa menemukan di mana orang tersebut menyembunyikan barang-barang berharganya.
Sensitives atau cenayang adalah orang-orang yang bisa mengakses xenosphere. Xenosphere adalah jaringan yang menghubungkan pikiran-pikiran orang-orang. Bagi orang biasa, pikiran mereka masuk ke dalam xenosphere tapi hubungan mereka pada xenosphere hanya berjalan satu arah. Di sisi lain, para cenayang bisa mengakses informasi tersebut dan mengetahui isi pikiran orang lain, masa lalu orang lain, lokasi barang yang disimpan orang lain, dan sebagainya.
Xenosphere ini terbentuk dari filamen jamur dan neurotransmitter yang disebarkan oleh Wormwood ketika ia datang di bumi. Jamur-jamur ini terlalu kecil untuk dilihat mata manusia namun ia berada di mana-mana. Kadang-kadang cenayang seperti Kaaro dan yang lain merasa terganggu ketika mereka berada di tempat yang ramai karena ada banyak sekali informasi di xenosphere. Mereka menggunakan krim antijamur seperti ketoconazole untuk menghambat hubungan antara tubuh mereka dengan jamur-jamur xenosphere lainnya.
Beberapa cenayang yang berbakat seperti Kaaro dididik oleh organisasi pemerintah yang memanfaatkan mereka dalam berbagai kegiatannya. Karena Kaaro ahli dalam menemukan barang, ia sering ditugaskan untuk mencari sesuatu seperti mencari mayat orang penting. Selain itu para cenayang juga bisa mempengaruhi pikiran orang-orang lain. Jadi mereka bisa diletakkan di antara kerumunan orang yang ingin menyebabkan kericuhan dan ditugaskan untuk menanamkan pikiran-pikiran ke orang-orang tersebut yang membuat mereka tidak jadi berbuat kericuhan. Ini membuat para cenayang salah satu sumber daya penting bagi pemerintah.
Buku ini bisa dibilang character driven dan juga plot driven. Di satu sisi, kita bisa melihat perkembangan diri Kaaro dari ketika ia pertama kali menemukan bakat cenayangnya hingga sekarang ia bekerja sebagai agen pemerintah. Di sisi lain, ada sesuatu yang sedang terjadi di dunia tersebut dan Kaaro berada di tengah-tengahnya. Ia harus melakukan berbagai hal untuk menyelamatkan diri dari kejadian tersebut.
Berbagai karakter dalam buku ini memiliki banyak lapisan yang membuat mereka semakin menarik. Kaaro sempat menyatakan bahwa ia bukan seorang pahlawan. Ia tidak akan memaksa dirinya melakukan sesuatu yang heroik karena ia malas dan ia mengakui bahwa ia sedikit pengecut. Daripada bergabung dengan sebuah kelompok disiden, Kaaro memilih untuk hidup seperti biasa karena ia sadar bahwa ia tergoda oleh status, uang, dan gaya hidup yang dapat ia raih dengan menjadi agen pemerintah. Dari berbagai flashback kita juga dapat melihat masa lalu Kaaro yang tidak cemerlang. Selain itu, love interest Kaaro, Aminat, diperkenalkan sebagai wanita yang bekerja di BPOM Nigera tapi sepertinya ia memiliki latar belakang yang menarik. Seperti Kaaro, ia tidak selalu terus terang soal pekerjaannya karena mereka berdua memiliki pekerjaan yang cukup bersifat rahasia.
Aku puas sekali membaca buku ini karena menurutku konsep aliennya sangat menarik. Wormwood, si alien tokoh utama, datang ke bumi seperti komet dan menanam diri di bumi seperti tanaman. Ia kuat sekali dan bisa membentuk kubah untuk melindungi diri. Ia juga berhasil mengontaminasi bumi dengan partikel-partikel jamur yang membentuk jaringan xenosphere. Selain itu, di dalam buku ini ada juga jenis alien karnivora yang bisa dipelihara manusia sebagaimana anjing penjaga. Namun mereka ilegal jadi biasanya digunakan oleh gangster yang butuh alat untuk membunuh orang-orang yang tidak mereka sukai. Waktu pertama bertemu dengan alien di buku in juga aku berpikir ini unik dan sebenarnya cukup realistis bahwa mungkin alien berbentuk seperti mikroorganisme yang bisa mengontaminasi bumi. Kemungkinan besar aku akan baca buku selanjutnya karena aku cukup penasaran dengan ceritanya sekarang.
Aku belum terlalu sering baca sci-fi (karena sering pusing sendiri dengan world building-nya), tapi tahun lalu aku sempat baca buku Axiom’s End karya Lindsay Ellis. Konsep alien di buku Rosewater ini memang beda sekali sih dari yang aku temukan di Axiom’s End. Anindya tertarik untuk baca/pernah dengar Annihilation kah?
Walaupun penasaran, aku sepertinya belum siap untuk berkomitmen baca sci-fi (apalagi yang berseri). Terima kasih ulasannya lengkapnya!
LikeLike
Terima kasih kembali sudah membaca Farah! Aku juga kadang setelah baca sci-fi harus istirahat karena capek sendiri ya ngebayangin dunianya. Tapi menurutku asyik banget kalau penulisnya jago menggambarkan lingkungan sekitar terus dunianya bisa terbayang dengan jelas. Aku suka nonton youtubenya Lindsay Ellis tapi aku malah nggak pernah cari tahu soal buku dia. Rosewater ini memang berseri tapi kalau baca buku pertama saja menurutku bisa saja karena buku ini lebih fokus ke Kaaro dan kota Rosewater itu sendiri sementara overarching plotnya lebih jadi latar belakang.
Kalau Annihilation aku pernah nonton filmnya saja dan aku suka bangettt. Bahkan waktu nonton filmnya aku kepikiran “pasti ini bagus banget dalam bentuk buku” karena worldbuilding dan konsep aliennya sangat menarik. Sudah gitu, nonton filmnya juga cukup bikin aku deg-degan dan ketakutan. Sejauh ini aku belum tertarik untuk baca bukunya sih, karena filmnya cukup bagus. Farah sudah baca bukunya?
LikeLike
Interaksi perdanaku dengan Annihilation juga lewat filmnya, Anindya 😀
Aku sempat coba baca buku sumbernya karena suka banget dengan film ini. Sayang sekali aku kurang cocok dengan gaya penulisan bukunya 😦 Akhirnya DNF… Menurutku kalau sudah cukup puas dengan film, tidak harus baca buku sumber sih. Keduanya juga karya yang berbeda & tidak terlalu banyak kesamaan. Sci-fi lebih sering aku nikmati lewat film sepertinya. Film-film Alex Garland rata-rata aku suka.
Video Youtube Lindsay Ellis sendiri memang menarik! Aku suka karena videonya rata-rata panjang. Aku masih berharap dia melanjutkan seri video The Whole Plate sebenarnya. Belajar teori film lewat film-film Transformer (walau tetap butuh usaha) lebih terasa menyenangkan dan mudah dimengerti. Di buku Axiom End’s pun pengaruh film Transformer terasa banget di tulisan Lindsay xD
LikeLike
baru tau ada cerita sebagus ini.. menarik ni
LikeLike
Halo kak. Aku mau tanya buku ini dalam bahasa inggris atau sudah terjemahan? Terus aku bisa beli bukunya di mana ya? Terima kasih.
LikeLike
Haloo aku bacanya dalam bahasa Inggris, Alif. Aku nggak tau ya sudah ada terjemahannya apa belum tapi pas aku nyari nggak ada sih. Ini aku belinya bentuk ebook di kobo.com tapi kalau kak Alif pingin beli yang hard copy, di bookdepository.com bagus banget karena gratis ongkir. Di rumahku suka beli dari sana.
LikeLike